Jika kau membenci seseorang...

Sahabat, pernahkah engkau membenci seseorang? Jika pernah, cobalah renungkan ini...

Pernahkah engkau mendapat masalah yang sulit kau selesaikan? Atau mungkin kau sedang mengalaminya?

Coba pikirkan jika tak ada orang yang dapat menolongmu. Apa yang akan kau lakukan? Menangis? Itu takkan menyelesaikan masalah... Lari dari kenyataan? Itu pecundang. Bunuh diri? Itu perbuatan sia-sia.

Saat itu kau lihat ada seseorang yang tak pernah kau bayangkan, bisa untuk dimintai tolong. Dialah orang yang kau benci! Apa yang akan kau lakukan? Minta tolong padanya? Gengsi donk...! Lalu???

Padahal jika kau tetap jaga gengsimu, kau akan habis dibantai masalahmu. Tak ada pilihan lain selain minta tolong padanya.

Jika hanya karena gengsi kau tak mau menolong dirimu, berarti nafsumu telah mengalahkanmu. Hanya karena dia pernah berbuat salah kepadamu, janganlah kau lupakan satu kebaikannya.

Mungkin saat kau membencinya, hatimu tertutup dari melihat kebaikan-kebaikannya. Padahal bisa jadi kebaikannya-terutama kepadamu, lebih banyak dari kesalahannya kepadamu.

Oke, mungkin kamu akan menyanggah bahwa kebaikannya kepadamu sangat sedikit, atau bahkan tak ada sama sekali. Hmm, apakah ketika ia tak berbuat baik kepadamu, ia mengganggumu? Jika tidak, maka sebenarnyalah ia juga berbuat baik kepadamu dengan tidak mengganggumu. Jika memang tak ada sama sekali, cobalah berfikir. Bayangkan jika orang yang pernah menolongmu, misal temanmu yang lain, adalah dia-orang yang kau benci itu. Dia menolongmu menyelesaikan permasalahanmu. Pikirkanlah!

Bayangkanlah, jika tak ada orang lain yang bisa menolongmu, kau lihat di satu sudut pandanganmu, dia selalu siap menolongmu. Apakah rasa bencimu masih ada?

Berhentilah seperti anak kecil ketika marah kepada teman bermainnya.

Mungkin saja, ketika kau marah, ia tak tahu itu. Lalu bagaimana jika ia tahu? Apakah ia masih bisa tersenyum, ketika memikirkan hal ini? Padahal sebelumnya ia tak membencimu dan berusaha minta maaf ketika ia salah?

Sahabat, dewasakanlah pikiranmu. Lapangkanlah dadamu menerima sahabatmu yang tak sempurna. Engkau pun pasti pernah berbuat salah kepada orang lain. Namun orang lain memaafkanmu. Lalu kenapa kau tak memaafkannya? Sadarilah...

2 komentar :

Untitled4

Aku pernah berfikir dan mengharapkan sesuatu, dan kini ia menjadi kenyataan untukku.
Oh, aku hanya berbisik pada hatiku.
Lalu Allah mendengarnya dan mengabulkannya.
Dan sekarang aku merasakan sesuatu yang kuinginkan, namun juga tak kuinginkan.
Tapi biarlah...
Allah selalu memberi yang terbaik untukku.
Haruskah kuberbisik mengharapkan lagi hal lainnya?
Hmm, aku cuma ingin tersenyum sekedarnya.
Kutahu jika itu tak dikehendaki, maka takkan terjadi.
Makanya, sudahlah!
Untuk ini saja, terimakasih.
Terimakasih jika kau mau seperti yang kunasehatkan.
Agar menjadi lebih indah lagi saatnya nanti.
Ya Allah, terimakasih telah menolongku...
Jagalah...

0 komentar :

Tips menghilangkan/meminimalisir rasa rindu kepada orang lain-terutama lawan jenis

Mungkin sedikit aneh membaca judul postingan ini. Mungkin juga sebagian akan menganggap ini postingan apaan, atau berfikir ini gak bermanfaat. Tapi sungguh, aku hanya ingin menolong diriku dan mereka yang merasa butuh ini.

Ini adalah  tips berdasar perenunganku dan dari beberapa sumber. Berikut tipsnya.

1. Cintailah Allah dan RasulNya melebihi apapun.
Cintailah dengan sejujurnya dan dengan tulus. Memang mungkin kelihatan agak sulit, karena itu mohonlah kepada Allah untuk memberikan kepadamu kecintaan kepadaNya dan kecintaan terhadap sunnah nabiNya. Dengan mencintai Allah dan RasulNya sebagai cinta tertinggi, maka semakin lama rasa rindu kepada lawan jenis itu teralihkan dengan cinta kepada Allah. Imam Ibnu Qayyim dalam bukunya Raudhatul Muhibbin (taman orang-orang jatuh cinta) menuliskan sebuah sya'ir indah.
Tak ada dua cinta dalam satu hati
Sebagaimana tak ada dua sesembahan di atas langit
 Rasulullah pernah ditanya seorang arab badui, "Wahai Rasulullah, kapan kiamat datang?"
Beliau menjawab, "Apa yang kamu persiapkan untuk menghadapinya?"
Orang itu menjawab, "Cinta kepada Allah dan RasulNya."
Beliau menjawab, "Kalau begitu kau akan bersama orang yang kau cintai." (Muttafaqun 'alaih)
Lihatlah para shahabat nabi, yang begitu mencintai Allah dan nabiNya, sampai-sampai mereka rela mengorbankan harta, jiwa, dan raganya demi yang dicintainya (Allah dan RasulNya).

2. Beribadahlah, ingatlah Allah.
Dalam Al Qur'an pun disebutkan bahwa dengan berdzikir mengingat Allah, hati akan tenang. Karena itu, sibukkan diri dengan amal-amal baik, sehingga perhatianmu akan teralihkan dari memikirkan orang lain kepada Allah. Nikmatilah setiap detik ibadahmu, nikmatilah setiap detik kedekatanmu kepada Sang Pencipta.

3. Ingatlah nikmat yang telah diberikanNya, dan bandingkan dengan orang yang kamu rindu kepadanya.
Lebih banyak mana yang diberikan kepadamu, antara nikmat Allah dengan perhatian orang yang kamu rindukan. Tentu jawabannya nikmat Allah. Tak ada yang dapat menandingi nikmat pemberian Allah. Dia lah Ar Rahman, yang terkadang tanpa diminta pun, Ia memberikan kenikmatan kepada kita. Namun terkadang, kita sering lupa akan nikmat yang diberikanNya dan lebih sibuk memikirkan orang lain, yang bahkan mungkin-sebenarnya-tak begitu banyak memberi pada hidup kita.

4. Carilah ilmu.
Bukan saja sampai ke negeri Cina, namun sampai maut datang mengantarmu menuju kepadaNya. Sibukkan dirimu dengan menuntut ilmu, terutama ilmu yang kau sukai. Sehingga pikiranmu teralihkan kepada ilmu. Ingatlah, kesungguhanmu dalam menuntut ilmu adalah baktimu kepada orang tuamu. Karena itu, jangan kecewakan mereka dengan menyia-nyiakan amanah mereka.

5. Beristighfarlah.
Mungkin saja rasa yang ada di hatimu itu berasal dari godaan detan. Maka perbanyaklah istighfar.

6. Jika ternyata kau menyukainya, atau malah mencintainya (bagaimana bisa?), sadarilah.
Apa yang membuatmu begitu, apa yang membuatnya menarik hatimu. Katakan pada dirimu sendiri, Aku mencintaimu karena agama yang ada pada dirimu, jika kau hilangkan agama itu dari dirimu, maka hilanglah cintaku padamu.

7. Bersabarlah.
Insya Allah, dengan kesabaran itu, suatu saat Allah akan memenangkanmu.

Ini saja sedikit yang bisa kubagi, semoga bermanfaat. Afwan.

4 komentar :

Ra'aitun Nabiyya sallallahu 'alaihi wa sallam

Rasulullah adalah sosok yang harusnya menjadi panutan kita. Sebagai umatnya, tentu saja kita berharap bisa bertemu dengan beliau suatu saat nanti, yaitu di Surga Allah. Namun, perjumpaan itu terasa masih lama untuk kita jika harus menunggu. Namun dengan izin Allah, Allah mampu mempertemukan kita dengan beliau lewat mimpi. Mimpi ini bukanlah mimpi biasa atau seperti kebanyakan mimpi lain. Mimpi ini adalah mimpi agung yang tidak semua orang bisa mengalaminya.

1. Kebenaran memimpikan Rasulullah
Rasulullah barsabda :
"Barangsiapa yang melihatku (di dalam mimpi) maka apa yang dilihatnya itu benar, karena setan tak bisa menyerupai diriku." (HR Bukhari).
"Barangsiapa yang melihatku di dalam mimpi, maka ia seperti melihatku dalam keadaan terjaga. Setan tak bisa menyerupaiku." (HR Muslim, Abu Dawud, Ibnu Hanbal).

2. Cara membuktikan sosok yang hadir di dalam mimpi adalah Rasulullah
a. Orang yang terlihat dalam mimpi mengaku bahwa ia adalah Nabi SAW.
b. Orang yang bermimpi mengetahui dan meyakini bahwa orang yang dilihatnya dalam mimpi adalah Nabi Muhammad SAW, tanpa ada yang memberitahunya.
c. Ada orang lain, baik ia melihat orang itu atau hanya mendengar suaranya, yang mengatakan bahwa orang yang ia (si pemimpi) lihat atau ajak bicara adalah Nabi SAW.

3. Berdusta ketika menceritakan mimpi
Rasulullah bersabda :
"Kebohongan yang paling buruk dan berbahaya adalah seseorang yang mengaku keduaa matanya melihat sesuatu (di dalam mimpinya), padahal ia tak melihat apa-apa." (HR Bukhari dan Ahmad)
Kemudian Rasulullah juga memberikan hukuman untuk pembohong ini dalam hadits nya:
"Barangsiapa yang mengaku memimpikan sebuah mimpi yang tidak ia mimpikan, maka ia diharuskan mengikat dua biji gandum, sedangkan ia takkan mampu melakukannya." (HR Bukhari)
Jika berbohong saja hukumannya seperti itu-mengikat dua biji gandum, yang menunjukkan sebuah ketidakmampuan, kehinaan, dan ancaman, maka bagaimana jika ia berbohong kepada Nabi (dengan mengatakan ia telah bermimpi bertemu Nabi, atau Nabi mengatakan atau memerintahkan melakukan sesuatu) ? Nabi bersabda :
"Sungguh, berdusta kepadaku tidak sama dengan berdusta kepada orang lain. Barangsiapa berdusta kepadaku dengan sengaja, hendaklah ia menyiapkan tempatnya di neraka." (HR Bukhari, Muslim, dan Ahmad).


4. Mimpi dan hukum syari'at
Mimpi yang baik merupakan bagian dari kabar baik yang hendak diabadikan Allah SWT hingga hari kiamat, untuk meneguhkan jiwa, menenangkan hati, sebagai ucapan selamat yang didahulukan, dan kabar baik yang disegerakan..
Namun begitu, mimpi tak bisa dijadikan sebagai hukum syari'at, tapi hanya sebagai kabar gembira, karena syari'at telah sempurna sebelum Rasulullah wafat. [lih. Al Ma'idah : 3].
Jika kita melihat Rasulullah dalam mimpi kita, lalu beliau memerintahkan sesuatu, kita akan mempertimbangkannya. Jika yang diperintahkan sesuai syari'at, makaitu boleh dipercaya atau dilaksanakan. Namun jika berseberangan dengan syari'at,  maka mimpinya bisa ditakwil untuk dicari maknanya.
Imam Ibnu Sirin berkata dalam Fathul Bari', " Perkataan Nabi dalam mimpi harus disesuaikan dengan sunnah beliau. Jika perkataan itu sesuai dengan sunnah, maka hal itu benar. Jika tidak sesuai, maka yang didengar si pemimpi tidak benar."
 Ibnu Syahin berkata, "Barangsiapa yang bermimpi melihat salah seorang nabi dan ia memerintahkan sesuatu yang beseberangan dengan syari'at, maka perintah itu menjadi larangan, ancaman, dan rintangan bagi yang bermimpi. Hal itu senada dengan sabda Rasulullah SAW,
'Jika kamu tidak malu, maka lakukanlah apa saja yang kamu suka.' (HR Bukhari, Ahmad, dan Thabrani)."

5. Nabi SAW dapat dilihat dalam berbagai wujud
Dalam hal ini, para ulama berbeda pendapat, namun pada dasarnya ada dua kelompok :
Kelompok pertama, berpendapat bahwa Nabi SAW harus terlihat sebagai sosok beliau seperti ketika masih hidup, dengan segala ciri yang ada. Bahkan ada yang mengatakan bahwa beliau harus terlihat dalam kondisi terakhir saat beliau wafat.
Kelompok kedua, berpendapat bahwa Nabi SAW dapat dilihat dalam wujud beliau sendiri atau bukan. Pendapat kelompok ini dilandaskan pada dalil dari Nabi SAW :
"Barangsiapa yang (bermimpi) melihatku, maka ia benar-benar melihatku." (HR Bukhari).
Pendapat kedua ini lebih kuat dan lebih valid, serta merupakan pendapat mayoritas ulama, baik salaf maupun khalaf.

6. Ketika seseorang memimpikan Rasulullah
a. Bersyukur kepada Allah SWT,
b. Melaksanakan perintah untuk taat kepada Allah SWT sebagai bukti syukur,
c. Tidak menyepelekan mimpi itu, juga tak boleh ragu atas mimpi itu,
d. Tidak menceritakannya kecuali kepada orang-orang yang baik, shalih/shalihah, dan penuh cinta (terutama kepada Rasulullah),
e. Semakin giat dan konsisten dalam beibadah,
f. Melaksanakan apa yang diperintahkan Nabi SAW dalam mimpi (jika tidak berseberangan dengan syari'at),
g. Tidak boleh sombong atas mimpi itu, justru malah semakin tawadhu' setelah mendapatkannya,
h. Melakukan dzikir kepada Allah SWT,
i. Memperbaiki akhlaq,
j. Menghindari dosa dan sumber dosa.

7. Hikmah memimpikan Rasulullah
a. Kabar baik mengenai urusan duniawi maupun ukhrawi,
b. Keteguhan iman dan ketaatan,
c. Hidayah dan Islam setelah kesesatan dan kekafiran,
d. Perintah untuk melaksanakan seseuatu, demi kebaikan dirinya atau bahkan umat Muslim,
e. Larangan untuk melakukan sesuatu,
f. Menjelaskan hukum atas suatu persoalan yang mengundang keraguan, atau memutuskan hukum untuk persoalan yang sama sekali tidak diketahui,
g. Kabar tentang terjadinya sesuatu, baik yang telah terjadi ataupun belum,
h. Menghilangkan keraguan, melipur lara, dan meringankan beban yang diderita,
i. Menyembuhkan atau menghilangkan sakit,
j. Menjelaskan kedudukan dan mengenalkan pangkat,
k. Menenangkan rasa rindu dan meringankan penderitaan.

8. Takwil mimpi bertemu Rasulullah
Bermimpi baik tentang Rasulullah adalah kebaikan bagi si pemimpi, tapi memimpikan beliau dalam keadaan cacat fisik adalah pertanda jelek dalam hal keagamaan si pemimpi.
Melihat Rasulullah dengan karakteristik yang disebutkan dalam as sunnah adalah kabar baik bagi si pemimpi.
Orang yang memimpikan beliau ketika dalam kebingungan, Allah akan memberinya jalan keluar. Jika ia dipenjara, ia akan dikeluarkan dari penjara. Jika ia memimpikan Rasulullah ketika ia dikepung atau menjadi tawanan, ia akan dibebaskan. Jika ia dalam kondisi didzalimi, ia akan menang. Jika ia sedang takut, ia akan aman.
Jika ada seorang perempuan yang memimpikan Rasulullah, maka ia akan mencapai kedudukan yang tinggi, popularitas yang baik, mendapat penjagaan dan keturunan yang baik.
Jika ia bermimpi menyisir rambut dan jenggot Rasulullah, ia akan segera menemukan titik terang atas kebingungan yang dialaminya. Jika ia bermimpi melihat beliau di Masjidil Haram, Masjid Nabawi, atau di tempat terkenal lainnya, ia akan mendapat kekuatan dan kemuliaan.
Jika ia bermimpi berjalan di belakang beliau atau menyalamai beliau, berarti ia telah melaksanakan sunnah beliau. Jika ia bermimpi darahnya bercampur dengan darah beliau, berarti ia akan menikah atau mendapat menantu orang mulia. Jika ia bermimpi melihat Rasulullah khotbah, ia akan menjadi penggerak amar ma'ruf nahi munkar. Jika ia memimpikan Rasulullah memberikan sesuatu, berarti ia mendapat ilmu dan mengikuti kebenaran, jika ia mengembalikannya, berarti ia terseret ke dalam bid'ah.

9. Tips memimpikan Rasulullah
a. Memperkuat keimanan dan keyakinan,
b. Banyak melakukan perbuatan baik dan menjauhi perbuatan keji,
c. Mencintai Rasulullah dengan tulus,
d. Berdo'a dan bermunajat kepada Allah,
e. Membaca dan mendengarkan kisah orang-orang yang pernah melihat atau memimpikan Rasulullah.

10. Contoh kisah memimpikan Rasulullah
Nabi membacakan (Al Qur'an) di mulut Nafi'

Ketika berbicara, dari mulut Nafi' Al Qari' akan selalu keluar wangi kasturi. Ada seseorang yang bertanya kepada Nafi', "Apakah kamu selalu memakai wewangian?"
Nafi' menjawab, Tidak. Aku tidak pernah menyentuh atau memakai wewangian, tapi aku bermimpi bertemu Rasulullah dan beliau membacakan Al Qur'an di mulutku. Sejak saat itu mulutku selalu mengeluarkan aroma wangi."

Sahabat, belum tentu orang yang memimpikan Rasulullah memiliki derajat yang lebih tinggi dari mereka yang belum pernah memimpikan beliau. Bisa jadi mimpi itu adalah peringatan atau larangan bagi si pemimpi. Sehingga kita harus melihat diri kita juga, apakah termasuk orang yang tergolong baik atau tidak, karena Rasulullah ibarat cermin bagi kita-dalam mimpi, yang mengindikasikan kebersihan hati kita. Karena itu, marilah kita sama-sama terus meningkatkan kualitas kebersihan hati kita, dan menjaga kedekatan kita kepada Allah.
Semoga kita kelak dikumpulkan dalam barisan-barisan orang-orang yang diridhaiNya. Semoga kita kelak menjadi bagian dari umat beliau yang menjadi kebangaan beliau. :')





Referensi :
Ra'aitun Nabiyya SAW; 100 Qishshah Haqiqiyyah Li Man Ra'au Nabiyya
Ta'thir Al Anam Fi Tafsir Al Ahlam

0 komentar :

Setelah Kematian

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Al Barra' bin Azib, dikisahkan sebagai berikut. "Apabila seorang hamba mukmin berada di ujung dunia menuju gerbang akhirat (mengalami kematian), malaikat dari langit turun kepadanya. Wajahnya putih bersih, secerah mentari. Mereka membawa kafan dan balsam yang berasal dari Surga. Mereka duduk sangat dekat dengan hamba itu dan mengucapkan salam. Lalu duduk diatas kepalanya dan berkata, 'Wahai jiwa yang suci, keluarlah menuju ampunan dan keridhoan Allah.' Maka ruhnya keluar sebagaimana aliran air yang deras. Lalu malaikat mengambil ruhnya dan ditaruh di dalam kain kafan. Daripadanya keluar wewangian yang paling harum.
Setelah diletakkan di(kubur) bumi, malaikat mengangkat ruh itu ke langit. Setiap malaikat yang dilalui pasti bertanya, 'Ruh siapa ini?'. Malaikat pembawa ruh menjawab, 'Fulan bin Fulan' dengan menyebut nama yang paling bagus yang pernah dipakai di dunia. Setelah sampai di langit ke tujuh, Allah SWT berfirman, 'Tulislah catatan hambaKu ini ke dalam 'Illiyyin dan kembalikan ia ke bumi (alam kubur). Lalu datang dua malaikat kehadapannya dan bertanya, 'Siapa Rabb mu..., apa agamamu..., siapa nabimu... .'. Semua dijawab benar. Lalu terdengarlah seruan dari langit, 'Benarlah hambaKu ini. Berikanlah ia kasur dan pakaian Surga, serta bukakan pintu Surga.
Setelah itu dilapangkan kuburnya sejauh mata memandang. Datang kepadanya seseorang yang rupawan dengan baju bagus dan aroma harum. Orang itu berkata, 'Berbahagialah dengan kemudahan yang diberikan kepadamu. Dia bertanya kepada orang itu, 'siapa engkau? wajahmu rupawan.' dijawabnya, 'akulah amal sholihmu, akulah sholatmu, akulah zakatmu, akulah tilawatul qur'anmu, akulah kebaikan dan sedekahmu, maka Allah mengganjarmu dengan kebaikan.'.
Selanjutnya ketika orang kafir atau fasik berada di ujung dunia atau gerbang akhirat, datanglah malaikat berwajah hitam kepadanya. Malaikat itu duduk di sebelah samping sambil terus melotot. Kemudian datanglah malaikat maut yang membawa tenunan kasar dan langsung menduduki kepala orang itu. Malaikat itu berkata,' Wahai jiwa yang kotor, keluarlah menuju amarah dan murka Allah.'. Bergetarlah badannya, ruhnya dicabut dari badan, sebagaimana dicabutnya bulu wol basah dari pemanggangnya. Dan ditaruhlah ruh itu di dalam tenunan kasar dengan dilaknat para malaikat. Dari tempat itu berhembuslah bau bangkai yang paling busuk di dunia.
Saat ruh dibawa naik ke langit, setiap malaikat yang dilalui pasti bertanya, 'Ruh siapa yang buruk ini?' malaikat pembawa ruh menjawab, 'Fulan bin Fulan.' dengan menyebut nama paling buruk yang pernah dipakai di dunia. Setelah sampai di langit ke tujuh, Allah SWT berfirman, 'Tulislah catatan hambaKu ini dalam sijjin dan kembalikan dia ke bumi yang paling bawah, maka ruh itu pun dilempar begitu saja ke jasadnya di alam kubur. Lalu datanglah dua malaikat ke hadapannya dan bertanya, 'Siapa Rabb mu..., apa agamamu..., siapa nabimu... .'. Semua jawabannya salah, lalu terdengarlah seruan dari langit, 'Engkau pendusta. Berikanlah ia kasur dan pakaian dari neraka, serta bukakan pintu neraka.'
Dia merasakan panasnya api neraka dan angin panas yang berhembus darinya. Kuburnya pun menyempit, sehingga meremukkan tulang-tulangnya. Lalu datanglah orang yang buruk rupa dan pakaiannya. Aromanya busuk menyengat. Orang itu berkata, 'Berbahagialah dengan kejelekanmu.'. Dia bertanya,'Siapa engkau? wajahmu sangat buruk.'. Dijawabnya, 'Akulah amalanmu yang buruk..., akulah syirik yang pernah kamu lakukan..., akulah harta haram yang kamu kumpulkan..., akulah dosa dan maksiat yang kamu lakukan... .'
Setelah itu hamba tadi yakin bahwa apa yang dia tempuh setelah alam kubur adalah lebih dahsyat dan kekal. Dia berkata, 'Wahai Rabb ku, jangan berlakukan kiamat.' Setelah itu dia menjadi buta, tuli, dan bisu. Tangannya memegang besi yang jika besi itu dipukulkan ke sebuah gunung, maka hancurlah gunung itu. Dan dia dipukul dengan besi itu hingga hancur menjadi tanah. Kemudian Allah mengembalikan dia ke bentuk semula dan kembali hancur dipukul. Dia menjerit sangat keras. Semua makhluk mendengar jeritannya, kecuali dari golongan jin dan manusia."

0 komentar :

Mengingat kematian

Al Hasan Al Bashri pernah terbangun pada suatu malam, lalu ia menangis. Keluarganya menjadi ribut karena tangisannya. Kemudian mereka bertanya jepadanya tentang sebab tangisannya, maka Al Hasan menjawab, "aku mengingat dosa-dosaku, sehingga aku menangis."

Beliau juga pernah dihidangkan secangkir air untuk buka puasa. Setelah cangkir itu didekatkan ke mulutnya, dia menangis sambil mengatakan, "aku jadi teringat permintaan penghuni neraka yang mengucapkan, 'limpahkan kepada kami sedikit air', dan teringat jawaban yang dilontarkan kepada mereka, 'sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya (air dan makanan) atas orang kafir' ".

0 komentar :

Untitled

Ya Tuhanku, apakah karna dosa-dosaku yang kian menumpuk
Ku tak bisa menangis kepadaMu
Atau karna kian jauhnya diriku dariMu
Ya Allah, izinkan aku tuk menangis kepadaMu
Izinkan aku bersembah sujud dihadapanMu
Izinkan aku tuk menitikkan air mata untukMu
Basuhlah kembali hatiku dengan kesejukan iman
Dengan cahaya yang menyinari kegelapan hatiku ...

0 komentar :