#ASSALAM2013

Daurah Recruitment merupakan satu pintu gerbang untuk perekrutan kader dakwah di kampus. Karena itu, perlu diperhatikan dan disiapkan dengan baik agar penjaringan massa calon kader dapat efektif. Karena itulah, JN UKMI selaku Lembaga Dakwah Kampus (LDK) berkolaborasi dengan Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) membentuk suatu acara perekrutan yang diberi nama Assalam, Ajang Silatrahim Mahasiswa Islam. Acara ini diadakan dalam 3 hari, yaitu pada hari Sabtu, 7 September 2013 dengan acara Islamic Talkshow, tanggal 14 September 2013 dengan acara Seminar Nasional, dan tanggal 15 September 2013 dengan acara Fun Outbond. Okey, let's begin this story...

Cerita ini kutulis berdasar sudut pandangku sendiri, jadi kalau ada yang tak sesuai, yaa maap deh...

Hari itu, aku mendapat kabar dari mas Ghofar dan mas Alfi bahwa aku, diriku, jiwaku, mendapat amanah menjadi koordinator sie acara pada 3 hari itu. JEDERR...!! Makan apa semalam... Sebenernya mau nangis darah denger itu, tapi yaah, mana bisa waktu itu, aku bukan Sasuke... Lagian, dulu di SMA juga beberapa kali jadi sie acara mukhoyyam kok, jadi gak masalah, pikirku.

Nah, mulailah jalan panjang selama 3 bulanan itu berjalan. Dengan pengalaman sedalam selokan paling dalam, aku melangkah memanggul amanah itu. Aku mulai SMS ke korwat acara, ke staff acara ikhwan, dan jawabannya adalah kurang memuaskan. Yang konfirmasi bisa hadir ternyata cuma 1 orang dari ikhwan. Yaah, yasudahlah, memang sejak awal beginilah karakter dakwah, dikit orangnya. Oke, akhirnya pun aku jalan dengan satu staff itu. Awalnya sih bisa, namun ternyata kelamaan dianya malah menghilang juga, yah PHP deh. Sendiri nih... Untungnya ada SC yang baik hati *ehm* dan ketua panitia yang mau menemaniku setiap aku syuro. Lamaaaa kutunggu, sebulanan lebih, akhirnya beberapa minggu mendekati hari H pertama, tanggal 7, dari atasan ngasih bantuan pesonil. Aku pun dapet 1 orang yang mau menemaniku pas syuro. Aku pun bisa bernafas lega sebentar. Iya sebentar, soalnya kecekik lagi pas hari H, hehehe...

Yang membuatku pusing adalah, setiap waktu aku terancam dengan SMS pertanyaan dari sekretaris :v. Nany inilah, nanya itulah, soal proposal, dana, tanda tangan... sampe emotku jadi -___-, heheheh... Yang jadi pertanyaan adalah, dia orang sunda kan? Beneran sunda, kok bisa jawa yaa?? -iya tau, aku emang ndeso, nggumunan...

Awal-awal syuro, kita langsung mbahas rundown, karena dikejar-kejar mas Hanafi selaku SC sie acara. belu lagi setelah itu aku harus menghubungi pembicara. Pertama aku menghubungi Ust. Mu'in, di SMS gak dijawab. Akhirnya aku menghubungi beliau via telepon, alhamdulillah responnya positif, beliau bisa mengisi, walaupun pada kenyataannya hari H beliau datang terlambat karena miscom dan salah persepsi, karena acara yang tanggal 7 dikira beliau hari Ahad, makanya beliau waktu itu membuat janji dengan mahasiswanya untuk mengisi kuliah tanggal 7 itu. Namun akhirnya beliau tetap menyanggupi meskipun datang terlambat. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Iya kan...

Kedua, yang membikin mumet adalah menghubungi pembicara nasional. Pertama dan rencana awal di rundown adalah Pak Tifatul selaku Menkominfo dan Pak Anis Matta. Tapi kemudian dari SC membatalkannya, akhirnya ganti pembicara. Satu. Kemudian ada usulan Pak Jusuf kalla, karena melihat pengalaman dari BEM bahwa rektorat pernah meng-iyakan Pak Jusuf Kalla untuk mengisi acara di BEM UNS dan difasilitasi full oleh rektorat, namun karena beda konsep dengan pihak BEM jadi dibatalkanlah beliau sebagai pembicara. Kami pun, aku terutama, sudah berusaha menghubungi beliau melalui asisten beliau, tapi hasilnya nihil. Tak bisa dihubungi sama sekali. Dua. Ganti lagi pembicara. Kemudian Pak Amien Rais. Aku berulangkali menghubungi asisten beliau. Beliau memiliki dua asisten, satu laki-laki dan satunya perempuan. Aku coba hubungi keduanya. Jawabannya sama, suruh ngrimin TOR dan undangannya ke nomor fax beliau. Duh, udah kukirim, 3 lembar habisnya, yaah lumayan, tapi merekanya gaksegera menanggapi. Saat kutanya, selalu mereka bilang "3 hari lagi ya mas", "besok Rabu telpon lagi ya mas"... halah, kelamaan, sementara waktu terus berjalan Akhirnya kuputuskan untuk ganti pembicara lagi. Tiga. Kemudian ada usulan Adyaksa Dault. KuSMS nomornya awalnya. Dibalas, wow... Lalu beberapa waktu kukirimkan TOR dan undangannya, lalu kuSMS lagi. Eh katanya belum kekirim. Laaah?? Kukirim ulang. Katanya belum masuk juga. Iki ngajak gelut po piye... Lalu aku ditelpon, aku menelpon, dan pada akhirnya beliau mengatakan bisa sebelum akhirnya bilang gak bisa. Aneh, gaktau kenapa. Katanya ada acara lain. Sebelumnya beliau juga bilang kalau tanggal 13nya adalah hari ulang tahun ibunya. Jadi, mungkinkah...?? Empat. Lalu ada wacana pembicaranya Mahfudz MD, tapi gak jadi. Lima. Kemudian usulan lain, Habibie. Nah, katanya, kalo ngundang Habibie, setidaknya siapin uang transport dari Frankfurt, Jerman ke Solo, Indonesia PP, pulang-pergi. Busett... Belum lagi katanya beliau minta Rp 50 juta untuk yayasannya. Nah, mikir coba! Gakjadi deh. Enam. Ohya, sebelumnya juga sempat aku message FB, inbox-inbox an sama mas Danang 'pembuat jejak' Ambar Prabowo yang dari IPB itu, yang Mahasiswa Berprestasi Nasional 2007, yang videonya dikenal kemana-kemana, yang sekarang di Jepang itu. Bahkan kita sempat tanya-tanya pesawat Okinawa, Jepang-Solo, Indonesia PP harga berapa, tiket gimana, sampe nyari-nyari di internet soal tiket pesawat. Namu akhirnya ga jadi juga, karena katanya kebetulan juga beliau akan sibuk dengan urusannya disana, jadi kemungkinan bisa ngisinya kecil. Tujuh. Lalu, cari pengganti lagi. Aku hampir-hampir udah jengah buat cari-cari pembicara lagi, sampai akhirnya aku dan ketupat serta SC datang ke rumah Pak Khoris meminta beliau menghubungkan dengan Pak Tifatul. Lagi. Tapi kata beliau, Pak Tifatul gak bisa ngisi kalau waktu undangannya dibawah satu bulan. Kemudian pilihan lain ditawarkan Pak Khoris, yaitu pilih Pak Fahri Hamzah atau Pak Mahfudz Sidik. Eh dengan tanpa mikir-mikir panjang kami milih Pak Fahri. Lalu diteleponkanlah Pak Fahri. Kemudian, setelah berhasil dan disetujui Pak Fahri, kami pamit pulang. namun ternyata, dari Mas Hasan dan Pak Muhtarom (iya gak ya, aku lupa), mereka menyarankan jangan Pak Fahri. Yasudah kami batalkan lagi. Delapan.

Sebenarnya ada wacana juga mau menjadikan Mas Andriyana (ketua PP KAMMI 2013-2015) jadi pembicara. Tapi ya itu tadi, cuma wacana. Diitung sembilan deh. Kemudian pada akhirnya kami milih mas Shofwan al Banna dan mas Hafidz Ary. Sepuluh. Mas Shofwan adalah mahasiswa berprestasi 2006 pemenang 39st St. Gallen Symposium di Swiss. Kalu mas Hafidz adalah salah satu founder #IndonesiaTanpaJIL, temannya mas Ahmad Sjafril. Akhirnya pilihan terakhit inilah yang terealisasi. Wuoh, berjuta kali ganti target.

Outbond. Hmmm, sedih ngomonginnya. Ya gak juga sih... Ntar aja deh critanya.

yang selanjutnya juga sedikit membosankan adalah membahas lebih detail acara sampai ke doorprize-doorprizenya. Ah, mau gimana lagi, beginilah tugas sie acara. Selain itu, yang juga rumit dan butuh banyak perluasan pandangan *jiah bahasanya* adalah masalah delegasi untuk semnas, transport pembicara, fee, dan seminar kit serta sertifikat serta snack serta tiket. Yah, banyak banget sampe meluap-luap di kepalaku. Sampe kadang gak mikir kuliah. Yang pertama delegasi, tentu, karena seminar nasional, tentunya tamu undangan juga dipersyaratkan. Rektorat bilang minimal 10 universitas dari 3 provinsi yang berbeda. Wuah, tambah mumet aku. Belum lagi nyediakan tempat bermalam mereka kalo mereka mau nginap di kampus, kata SC. Tapi seperti kata pepatah, bagai pinang dibelah dua, gak nyambung ah!

Oke, hari H pun tiba. Pikiranku makin semrawut tapi juga makin penasaran, bakal jadi apa ini acara nanti. Nah, kemudian detik demi detik berjalan, menit demi menit berlalu, jam demi jam bertalu. Apaan sih?? Selanjutnya, aku jadi orang paling sibuk dan paling mbingungi sendiri disana. Bahkan, saat semnas pun sampe pulsaku habis buat SMS dan nelpon orang-orang. Tapi tentu saja, setelah itu aku berterimakasih kepada semua pihak, anitia maupun bukan, yang telah selama ini bersedia membantu mensukseskan acara Assalam ini. Inilah langkah kita, harapan kita, dan jalan kita.

Outbond, oke. Jadi saat hari H itu, panitia ikhwan sempat galau segalau-galaunya galau, lebih galau daripada diputus pacar. Kenapa? Karena yang dateng pesertanya cuma 3, di ikhwan. Trus dateng lagi 1, 2, 3... tapi tetep aja dikit. Akhirnya kita bikin plan B, kalau yang datang dikit, kita akan ajak mereka jalan-jalan ke suatu tempat, serah deh kemana, yang penting gak dinganggurin gitu. tapi kemudian kami malah terdiam dalam kebingungan sampe jam 9, padahal sudah sejak jam 8 pagi. Akhirnya peserta ikhwan berdatangan sampai total ada 17 orang. Nah, kemudian outbond dimulai. Di tengah-tengah outbond, ada bapak-bapak yang ngasih tau kalau di sekitaran outbond akhwat mungkin ada ular. Langsung saja, tanpa basa-basi aku menuju tempat outbond akhwat dan memperingatkan mereka dengan gagah berani kalau emang tu disebut gagah berani, kemudian aku coba-coba mencari ular itu bersama si bapak, kali aja ketemu. Tapi ternyata enggak. Ularnya gede padahal, katanya kobra lagi, gila aja...!!

Aku akhirnya bisa bernafas lega sedikit setelah #ASSALAM2013 ini selesai. Tanggal 15 September 2013 jam 4 an sore, aku, mas Hanafi, mas Ghofar, Imam, dan satu manusia lagi aku lupa siapa, ohya Nakhrowi Parmin Khoiruddin, makan mie ayam di deket Ar Royyan. Lalu selanjutnya ke rumah pak ketupat, Hazmy untuk menjenguk dan mengambil kunci motornya yang ada di rumahnya yang sedangkan motornya ada di kampus dan akan dikembalikan ke rumahnya.

Yang sedikit berkesan dan masih terkenang di ingatanku adalah waktu hari Sabtu, 14 September 2013 jam 2 an malam, aku udah terbangun, lalu menggalau dan kemudian entah kenapa aku pergi dari sekre JN UKMI di NH menuju sekre JN UKMI di Grha UKM. Niatnya mau bangunin si Doni (teman sie acara) eh malah gak jadi. Balik lagi ke sekre NH, dan ketemu mas Hasan shohih, lalu pergilah kami ke stasiun Balapan   untuk menjemput mas Hafidz Ary dari Bandung yang naik kereta api Turangga eksekutif yang harganya 300an ribu, hehehe... . Lalu kami antar beliau naik mobil, nyewa di stasiun, menuju Pesma Ar Royyan. Paginya, jam 9an, mas Shofwan dijemput di Bandara Adi Sumarmo karena beliau datang ke Solo naik pesawat.

Yah, niat berfoto dengan mas Shofwan pun gagal karena di SMS mas Hanafi untuk syuro evaluasi, tch!

SELESAI

1 komentar :

Selamat Jalan, Pejuang...

Malam itu tiba-tiba datanglah berita menggemparkan. Saat itu aku sedang berada di kampus, seperti biasa. Kemudian sms masuk. Berita yang dibawa benar-benar mencekat. Bahkan terkesan berlebihan bagiku saat itu. Yang kupikirkan hanya satu, mana mungkin...??. Tapi rasionalitas menyadarkanku bahwa hal seperti itu adalah sangat mungkin, bahkan wajar. Ya, berita kematian adalah hal wajar di dunia ini. Namun kadang hati ini ingin mengingkari dan membela diri, karena dia adalah orang dekatku, mana mungkin terjadi seperti itu begitu cepatnya. Tapi sekali lagi rasionalitas menamparku keras, menyadarkanku agar tidak cengeng. Ya, aku tersadar.

Seketika ratusan memori terkait beliau bermunculan. Menyesaki pikiranku seperti waktu kakekku meninggal dulu. Ribuan perasaan senang, gembira, bingung, sedih...terbaur dalam otakku bersama frame-frame kenangan lama di SMA dulu. Hingga pada suatu titik, aku tertegun dan bertanya, bagaimana kabar beliau di dalam sana? Bagaimana jika itu adalah aku? Aku terdiam.

Sehari setelahnya, aku pun tak bisa ikut takziah karena aku haus mengurus acara talkshow di kampus. Sebenarnya kalau aku bukan menjadi koordinator sie acara mungkin aku bisa ikut pergi takziah bersama kawan-kawan SMA ku. Tapi, aku tak bisa. Aku tak tahu harus berkhuznudhan apa saat itu, tapi yang pasti aku tak mau dan tak boleh bersu'udzan. Akhirnya siang itu kulewati dengan acara evaluasi acara. Sedih, tak bisa ikut mengantarkan beliau ke tempat peristirahatan terakhir di dunia ini. Tapi aku titipkan do'aku kepadaNya untuk guruku ini. Untuk guru, murabbi, penasehat, sekaligus kawan yang baik bagiku. Selamat jalan, pejuang...

1 komentar :