Seven Deadly Sins dan Fullmetal Alchemist

Ini adalah konsep dari Kristen dalam menerjemahkan apa yang disebut vices atau sifat buruk. Klasifikasi ini adalah bagian dari Christian Ethics. Sering disebut deadly sins (dosa mematikan) atau capital vices/cardinal sins (sifat buruk yang utama/dosa pokok). Dalam berbagai forum di internet yang membahas masalah ini, dikatakan bahwa seven deadly sins ini tidak merujuk pada alkitab, meski jika dicari tiap dosanya akan ketemu ayatnya.

Jika dicari dalam kitab tersebut, akan ditemukan 7 macam dosa, meski berbeda dari seven deadly sins ini. Misal seperti berikut.
* Amsal (Book of Proverbs) 6:16-19
6:16 Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya:
6:17 mata sombong (1), lidah dusta (2), tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah (3),
6:18 hati yang membuat rencana-rencana yang jahat (4), kaki yang segera lari menuju kejahatan (5),
6:19 seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan (6) dan yang menimbulkan pertengkaran saudara (7).


* 1 Korintus 6:9-10
6:9 Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil (1) tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul (2a), penyembah berhala (3), orang berzinah (2b), banci (2c ), orang pemburit (2d),
6:10 pencuri (4), orang kikir (5), pemabuk (6), pemfitnah (7a) dan penipu (7b) tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.


Dari ayat-ayat diatas terlihat bahwa 7 dosa tersebut berbeda dengan yang dikatakan sebagai seven deadly sins.  Istilah tersebut mulai populer sejak abad 14, dipopulerkan oleh seniman Eropa untuk menanamkan budaya Katolik dan kesadaran Katolik di seluruh dunia. Cara penanamannya adalah dengan metode mnemonic, yaitu metode menghafalkan sesuatu dengan "bantuan". Bantuan tersebut bisa berupa singkatan, pengandaian dengan benda, atau "linking" (mengingat sesuatu berdasarkan hubungan dengan suatu hal lain), dan masih banyak metode lain. Mereka menggunakan singkatan SALIGIA untuk memudahkan mengingat. Kata tersebut diambil dari huruf depan tiap dosa dalam bahasa latin, yaitu superbia (pride), avaritia (gluttony), luxuria (lust), invidia (envy), gula (greed), ira (wrath), acedia (sloth).

---

Ketujuh dosa mematikan itu kemudian diambil sebagai bahan cerita oleh salahsatu anime dan manga Jepang, karya Hiromu Arakawa dalam karyanya Fullmetal Alchemist (Haganenorenkinjutsushi). Pride, Gluttony, Lust, Envy, Greed, Wrath, dan Sloth, ketujuh dosa itu dijadikan sebagai karakter dengan peran antagonis. Mereka adalah tokoh-tokoh yang mempunyai kekuatan luar biasa diatas rata-rata manusia, memiliki kelebihan yang tak dimiliki manusia, bahkan lebih terlihat sebagai monster. Mereka digambarkan sebagai makhluk yang mirip manusia, namun bukan manusia. Mereka disebut homunculus. Kalau menurut ilmu neurosains, homunculus adalah peta yang menggambarkan seberapa besarkah bagian otak kita yang terokupasi untuk merasakan impuls dari bagian2 tertentu (http://harmonicresolution.com/homunculus1.jpeg). Tapi, homunculus yang dimaksud disini bukan seperti itu. Mereka -dalam manga tersebut- adalah makhluk yang sumber hidupnya berasal dari Philosopher Stone, sebuah batu berwarna merah yang terbuat dari ribuan bahkan jutaan jiwa manusia yang dijadikan korban (sacrifice). Dengan batu tersebut, mereka mendapat kekuatan yang luar biasa dan dapat beregenerasi dengan sangat cepat ketika terjadi luka di tubuh mereka. Itu pula yang mendorong Edward Elric dan Alphonse Elric, dua orang alchemist negara, pada awalnya, untuk menemukan batu itu dengan tujuan mengembalikan bagian tubuh mereka yang telah diambil dalam insiden ketika mereka ingin menghidupkan kembali ibu mereka. Itulah yang disebut equivallent exchange

Kembali lagi dalam 7 dosa mematikan tersebut, mereka adalah makhluk yang diciptakan oleh sosok yang disebut ayah. Sosok ini berwujud seorang pria paruh baya yang menyerupai ayah Edward. Dia membuat ketujuh homunculus dari dirinya sendiri, yang tidak lain juga adalah homunculus, sesosok homunculus pertama. Cerita akan semakin rumit karena homunculus yang dipanggil ayah ini adalah teman masa muda (meski dalam wujud yang tidak berbentuk dalam sebuah tabung) ayah Edward yang mengajarinya alchemist. Alchemist sendiri adalah suatu ilmu yang membuat penggunanya memiliki kemampuan mengubah suatu benda menjadi benda lain, namun dengan syarat ada bahan. Jadi itulah mengapa digunakan pula istilah equivallent change atau pertukaran setara, karena ia hanya mampu mengubah suatu benda jika terdapat bahan dasar benda yang ingin dibuat. Dan itu pula mengapa Philosopher Stone disebut-sebut sebagai batu yang powerful, karena ia mampu membuat suatu benda dari ketiadaan, dan mampu meningkatkan kekuatan seorang alchemist.

Yang lebih mengerikan adalah, bahwa ternyata sosok ayah ini ada dibalik petinggi militer, sehingga muncul pemikiran "the military itself is dangerous". Bahkan pemimpinnya (führer president) adalah seorang homunculus juga. Dan yang paling mengerikan adalah, bahwa ternyata sosok ayah ini telah merancang sebuah hari yang disebut The Promised Day, sebuah proyek rebuilding sebuah negara termasuk militernya menjadi suatu negara tak terkalahkan, bahkan immortal dengan pengorbanan penduduk kota. Edward dan kawan-kawan berperan sebagai tokoh protagonis yang akan menggagalkan rencana tersebut.

Seru gak? Kalau iya, silakan nonton sendiri. Kamu akan tau banyak hal baru, bahkan mungkin bisa mengaitkan dengan apa yang terjadi di dunia saat ini...

0 komentar :

Karena oknum...

Kadang kita sering salahkan organisasi ini, lembaga itu, karna sebuah tindakan yang kurang/tidak baik. Satu sisi. Kita sering hukumi suatu hal dari satu sisi, menghukumi dengan gaya pars pro toto, kesalahan segelintir orang jadi aib seluruh lembaga/organisasi. Memang tak salah, namun alangkah baik jika hal itu tak merubah total pandangan awal kita terhadapnya. Pun demikian ketika kau hukumi seseorang. Tak bisa dirimu tetapkan dia orang yang buruk karna sebuah kesalahan. Mungkin dia khilaf, lupa. Begitu pula, apalagi pada organisasi/lembaga yang berasal dari kumpulan orang. Pastilah, tentu ada kebaikan jika kau lihat dari sisi lain, bahkan mungkin lebih banyak dari yang kau kira. Agar kau jadi orang bijak, objektif, dan berpandangan luas. Agar kau dewasa. Agar tak ada justifikasi buta. Agar hukum keadilan tegak. Agar kau bisa beri pelajaran berharga untuk orang lain. Karena keadilan itu objektif. Ia hanya memihak pada hal yang benar.

0 komentar :

Untukmu, Wahai Pejuang...

Untukmu, wahai jiwa-jiwa yang kadang gontai melangkah di jalan ini...
Untukmu, wahai setiap diri yang telah berikrar dengan kesadaran...
Dan untukmu, wahai para pengusung panji-panji dari Surga...
Aku sampaikan salam cinta dari saudara-saudara kalian di Palestina,
yang meski mereka tak ucapkan itu, namun
salam mereka datang dari hati mereka, bergerak bersama impian dan perjungan mereka,
hingga mereka rela menjadi garda depan bagi perjuangan kaum Muslimin,
Hingga engkau masih bisa tersenyum dan tertawa,
dikala dentuman peluru dan missil menghujani kelima indra mereka...

Ya akhi, ya ukhti...
Apakah engkau lelah ketika jadwal syuro bertumpuk, jam kuliah padat dengan tugas-tugasnya, dan amanah kian menceraikanmu dari kesenangan duniamu?
Apakah kau bosan dan jengah dengan belasan bahkan puluhan sms jarkom tertuju padamu?
Apakah kau marah bahkan benci ketika acaramu tak sesuai inginmu?
Ketahuilah, masalahmu tak lebih berat dari mereka yang bertaruh nyawa
Masalahmu tak sekeras tank-tank penghancur itu
Dan masalahmu tak serumit konspirasi musuh-musuh mereka dan kita

Hai para pemberani yang berani melangkahkan kakinya di jalan berduri ini...
Hai para manusia pilihan yang terpilih untuk tetap istiqomah di jalan berliku ini...
Hai para rijaluzzaman yang kini sedang mengemban amanah suci dari Rabbnya...
Ketahuilah, bahwa inilah jalan itu, jalan yang kerap dibicarakan manusia tiap masa
Jalan yang didalamnya lebih banyak onak dan duri ketimbang wewangian mawar dan melati
Jalan yang didalamnya berliku menanjak dan menurun, penuh batu dan lumpur
Tak adalah giuran kesenangan dan kenikmatan di sepanjang jalan itu, tak ada
kecuali jika kau, dan kawan seperjalananmu bersabar dan terus melaluinya
Maka setiap langkah akan ada ceritanya
Hingga berujung kalian di Surga
Saat itulah masa istirahatmu yang penuh kesenangan dan kenikmatan

Wahai pejuang, seperti itulah keseharian para pahlawan terhormat
Mereka bahkan terkadang, dan sering lupa akan maksiat
karena kesibukan diri mereka untuk memperbaiki diri dan ummat
Mereka adalah para perindu Surga di akhirat
Pemegang janji yang tiada khianat
Penggenggam bara api penuh amanat
Sosok-sosok pilihan yang taat
Merekalah manusia-manusia langit yang beramal tiada terlihat
Yang berdo'a tanpa bertindak egois bahkan sesat

Ya akhi, Ya ukhti
Kurasa untaian kata tak cukup tuk gambarkan seberapa hebat mereka, seberapa mulia mereka
Karena kehebatan dan kemuliaan tak tergambar kata
Namun terangkai dalam sikap yang diteladani
Aku ingin, aku dan dirimu
menjadi manusia-manusia hebat dan mulia itu
Menjadi para penerus risalah dakwah sang kekasih, Muhammad
Aku ingin, aku dan dirimu
menjadi tiang-tiang tegaknya agama ini
Menjadi nafas baru bagi ummat
Aku ingin, aku dan dirimu
bertemu dan berpisah karena cintaNya
Berjuang dan berkorban atas dasar cinta kepadaNya
Aku ingin, aku dan dirimu
mati di jalan bernama perjuangan ini
Berjuang dalam menyebarkan tauhid
Hingga Allah tuliskan dalam catatan
Dua orang yang saling cinta, berjuang dan berkorban karenaNya
Aku ingin, aku dan dirimu
menjadi bagian dari para pahlawanNya
yang berdarah-darah perjuangkan asmaNya
Hingga Dia pertemukan aku dan dirimu di SurgaNya

Do'aku untukmu, wahai Para Pejuang Islam,
Wahai Para Mujahiddin Palestina, Suriah, Mesir, Myanmar, dan seluruh kaum Muslimin di penjuru dunia
Do'aku untukmu, Para Perindu Syahid
Do'aku untukmu, Para Perindu Surga


Kartasura, 21 Oktober 2013
16 Dzulhijjah 1434
22:00 WIB

0 komentar :

Pagi tak selalu cerah

Kau tahu, sungguh kadang pagi hari adalah dimana hatimu merasa kalut, tak tenang. Bahkan ia ingin memberontak, meronta dan pergi dari pagi. Pagi tak selalunya indah, tak selalunya cerah. Apa kau pikir pagi Palestina itu selalu indah? Tidak. Kadang ia penuh tangis dan darah.

Namun itu bukanlah sebuah kesimpulan. Bagaimanapun, pagi selalu mengantar diri membuka lembaran baru. Pagi selalu membimbing setiap orang keluar dari kegelapan malam. Aku disini, dan kau disana, sama-sama merasakan pagi. Merasakan sejuknya udara setelah malam, melihat indahnya semburat scarlet di ufuk timur, mendengar kicauan burung bermain simponi alam. Namun, apa kau pikir kondisi ini sama dengan kondisi sahabat kita di Palestina? Tidak. Kadang dentuman peluru dan deru pesawat yang hiasi pagi.

Namun itu bukanlah sebuah kesimpulan. Biar seperti apapun, pagi selalu memberikan kecerahan dan cahaya yang hangat bagi tubuh kita. Dia selalu datang bersama mentari. Namun tak selalunya ia datang bersama mentari. Kadang mendung mendahului, menutup jalan-jalan untuk cahaya menerangi.Begitukah keadaan saudara kita di Palestina? Tidak. Terkadang cerah juga. Apakah kau pikir negeri yang diberkahi selalu dalam liputan mendung?

Namun itu bukanlah sebuah kesimpulan. Seburuk apapun pagi, bahkan saat datang badai, ia akan selalu mempunyai cerita indah dibaliknya. Akan selalu ada pelangi di ufuk dimana kau belakangi mentari. Akan selalu ada cahaya hangat yang bersinar setelah gelap yang dingin datang. Seperti itukah Palestina? Ya. Bahkan ia lebih bersinar terang lagi. Meski hujan badai datang, namun ia cepat perginya.

Aku harap kau bisa ambil semangat dari mereka, bangsa Palestina. Ya, mereka tak pernah gentar dan takut dengan gelapnya malam, dan mendungnya pagi. Mereka selalu yakin akan ada cahaya setelah datangnya kegelapan. Karena bagi mereka, takut atau tidak sama saja. Sama-sama berpotensi kematian. Maka mereka pilih jalan keberanian, jalan para pejuang dan kesatria, karena mereka tahu hidup hanya sekali dan takkan lama. Maka mereka memilih jalan perjuangan yang bahkan raga tak mampu mengikuti semangat mereka. Mereka pilih jalan kemenangan dengan syahid sebagai equivallent exchange. Mereka rela, mereka terima, karena mereka tahu itulah jalan terbaik. Bagaimana kita?

2 komentar :

Ada Apa?

Jika saja hati bisa dibaca. Jika saja raut muka bisa menyampaikan rasa terdalam hati. Jika saja mata bisa katakan semua yang terpendam jauh selagi mulut membisu. Ah, tapi itu mana mungkin. Semua harus dilakukan dengan pendekatan-pendekatan. Tapi bagaimana bisa, jika mendekat pun tak bisa. Jika meraih pun tak sampai. Jika menyapa pun jadi kelu. Semua terjadi begitu saja, kawan...

Senyummu itu membuat kami senang. Candamu kadang juga sebagai penghilang keluh. Tapi semua berubah begitu saja. Semua hilang, seperti asap yang tertiup angin. Tiba-tiba kau diam, senyummu pun hilang. Lalu aku mulai berfikir, adakah aku salah padamu? Adakah aku terlalu menuntutmu? Atau apakah ada teman selain diriku yang membuatmu begini?

Aku hanya bisa melihatmu dari jauh. Bahkan terkadang tak bisa menemukanmu diantara belantara kampus ini.

Aku tak bisa berkata banyak, hanya saja aku ingin tahu jika dirimu sedang lelah di jalan ini, tersenyumlah kembali. Sebab selalu ada orang yang akan bahagia melihat senyummu. Karena akan selalu ada orang yang khawatir jika dirimu berbeda dari hari-hari biasanya. Percayalah, aku disini merasakan perbedaan itu. Jika kau punya masalah, katakan saja... Meski itu lewat suara angin yang bertiup...

Aku tak sedang curhat ke siapapun. Tapi aku hanya ingin menyampaikan ini kepadamu, yang sulit kujangkau. Aku hanya ingin kau tahu... bahwa akan selalu ada orang yang sama yang akan selalu menanti kembalinya dirimu yang biasanya.


*ditulis dengan kebingungan akan apa yang sedang dihadapi...

0 komentar :