Tidaklah kepergian seorang ikhwah melainkan suatu kehilangan besar bagi kami | Allah, ternyata Engkau lebih mencintai hambaMu ini melebihi kami sehingga Engkau segerakan pertemuannya denganMu | Ampunilah segala khilafnya dan rahmatilah dirinya | Saya yakin setahun ini amanahnya tidaklah terbuang sia-sia, semoga menjadi kafarat dan penghapus dosa-dosanya serta pemberat timbangan kebaikannya | Engkau akan tetap berada dalam barisan keteladanan bagi kami, akhuna Alfi Noor Rokhman... | Allaahummaghfirlahuu warhamhu wa'aafihi wa'fuanhu... | Allaahumma laa tahrimnaa ajrahu walaa taftinnaa ba'dahu waghfirlanaa wa lahu...

Jujur, saya iri dengan caramu menghadap Allah ini | Sangat iri... | Semoga kelak saya bisa mendapatkan seni kematian saya sendiri, dengan indah pula tentunya...


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Status terakhirku hari ini yang kutulis sekitar 2 jam sebelum postingan ini kubuat, atau sekitar sebelum maghrib. Awalnya aku pun tak tahu kabar ini, bahkan setelah aku tahu aku hampir-hampir tak percaya -seperti yang biasa terjadi saat kudengar kabar meninggalnya orang-orang dekatku. Tak lama aku mendapat SMS dari temanku yang akhirnya meyakinkanku. Aku terdiam, lagi.

Selepas maghrib aku pergi ke kampus. Sampai di kampus, ternyata jenazah beliau baru akan tiba jam 10 malam nanti dari Salatiga. Ya, beliau mengalami kecelakaan di Salatiga, saat sedang kuliah lapangan siang tadi.

Dalam perjalanan ke kampus, aku sempat memaksa diriku menangis. Ada dua hal yang membuatku menangis. Pertama, tentu karena kepergian beliau. Mas Alfi, begitu biasa kupanggil, adalah orang yang sangat baik. Tak terbantahkan. Jika kau coba tanya ke orang-orang yang mengenalnya, pasti mereka akan mengiyakan. bahkan, yang kutahu, dia jarang sekali marah. Ketika dia memberi nasehat pun, bukan dengan cara yang blak-blakan -sepertiyang kulakukan, tapi dengan cara yang halus dan ramah. Alasan kedua, karena aku sangat yakin bahwa kualitasku masih jauh dibawahnya. Makanya aku menangisi diriku. Jika orang seperti dia saja aku yakin tak ada siapapun yang berani menjaminnya masuk Surga, maka apalagi aku? Tapi aku berkhusnudzan, dia pasti akan masuk Surga, karena dia meninggal saat menuntut ilmu. Selain itu, katanya di keningnya dia berkeringat. Sementara berkeringat itu tanda-tanda khusnul khatimah. Saya nangis lagi.

Dalam benakku kemudian aku berfikir, ah mungkin aku yang paling berkewajiban meneruskan mimpinya, meski aku tak tahu apa sebenarnya mimpinya. Kenapa? Alasanku sederhana saja, dan mungkin akan dibilang konyol oleh kalian. Pertama, karena kita sama-sama suka baca komik Naruto. Kedua, karena kita sama-sama kuliah di teknik sipil. Ketiga, karena kita sama-sama di lembaga dakwah kampus, meski berbeda posisi dan organisasi. Kalau aku masih menjadi staff dan berada di lembaga dakwah kampus, mas Alfi berada di lembaga dakwah fakultas sebagai ketua umumnya. Keempat, karena kita satu murabbi. Entahlah, tiba-tiba aku merasa harus menjadi yang bertanggung jawab menyelesaikannya.

Aku selalu melihat bahwa dia pergi ke kampus dengan naik sepeda. Yah, rumahnya kan memang enggak jauh dari kampus, tepatnya di belakang kampus. Jadi mungkin lebih ngirit pakai sepeda pikirnya. Tapi yang membuatku kini berkesan malah sesuatu yang terlalu sepele. Bahkan mungkin akan segera dilupakan orang lain. Tapi sekarang itu membekas pada diriku. Apa? Itu adalah ketika dia memberikan support dan menyalamiku saat aku mendapat amanah menjadi koordinator sie acara Daurah Recruitment lembaga dakwah kampus (LDK) ku. Meski itu hanya terucap dengan beberapa kata pendek dan singkat serta sederhana, namun kini itulah yang justru membekas di hatiku. Mungkin karena sekarang sudah tiada, sehingga hal-hal sepele saja menjadi sangat berarti.

Mas Alfi, ternyata Allah sangat menyayangimu, lebih daripada kami semua. Sehingga Allah menghendaki hari ini adalah perjumpaanNya denganmu. Semoga Allah selalu merahmatimu dan mengampunimu...

Adik tingkatmu yang bengal...
Sepedanya Mas Alfi yang setia menemaninya menuntut ilmu. Sepeda ini pastinya lebih mulia daripada motor ninja yang dipakai kebut-kebutan para ababil

0 komentar :

Ikhlash dan Ridha

Terkadang kita sering menganggap bahwa ridha dan ikhlash adalah sama, atau setidaknya identik. Namun, sebenarnya ikhlash dan ridha adalah berkebalikan, layaknya dua mata uang.

Coba perhatikan dalam kalimat "radhiitu billaahi rabban wa bil islaami diinan wa bi muhammadin nabiyya wa rasuulan (Aku ridha bahwa Allah sebagai Rabbku dan Islam sebagai agamaku dan Nabi Muhammad sebagai Nabi dan utusanNya)". Bandingkan dengan ini, "Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama." (Az Zumar : 11). Bisakah menemukan perbedaannya?

Pada kalimat pertama, dikatakan bahwa aku ridha dan seterusnya sampai akhir. Apa maknanya? Kalau kita cermati, kalimat tersebut bermakna bahwa kita menerima sepenuh hati bahwa Allah adalah Tuhan kita, Islam agama kita, dan Nabi Muhammad adalah Nabi dan Rasul kita. Kunci dari makna kalimat tersebut adalah penerimaan.

Pada kalimat kedua, dalam lafadz arabnya ada kata mukhlishan yang artinya orang yang ikhlash. Jika dilihat dari keseluruhan tekstualnya, maka dapat kita ketahui bahwa ayat tersebut menjelaskan kepada kita tentang sebuah pemberian, maksudnya memberikan ketaatan kita hanya kepada Allah.

Dua hal diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa ridha berkaitan dengan penerimaan. Sedangkan ikhlash berkaitan dengan pemberian. Penerimaan atas apa yang ditetapkan Allah dan pemberian apa yang kita miliki kepada Allah. Maka, adakalanya ridha itu lebih berat daripada ikhlash.

0 komentar :

Inilah yang dilakukan Musthofa kemal Attaturk-Penghancur Kekhalifahan Utsmaniyyah

Hilangnya Identitas Umat Islam
Dampak kejatuhan Turki Utsmaniyyah diantaranya  adalah hilangnya identitas umat islam yang tidak memiliki sistem pemerintahan khilafah. Umat islam menjadi lemah sehingga mudah dijajah satu persatu dan umat islam mulai dikotak-kotakkan serta ditindas karena tiada ada pemerintah yang adil lagi bijak. Umat islam tidak mampu mengamalkan ajaran islam yang sebenarnya karena tidak ada pemimpin islam.
Selain itu, umat Islam mengalami gejala perpecahan yang amat dahsyat yang semula berada di bawah satu khilafah Islamiyyah. Munculnya kerajaan – kerajaan kecil yang mempunyai sistem perundangan dan identitas sendiri. Kedatangan penjajah yang telah menghapuskan sistem Khilafah islamiyyah dan membagi Negara-negara umat islam menjadi kerajaan kerajaan kecil mengikuti identitas bangsa dan budaya negeri. Maka lahirlah Negara Mesir, Iran, Arab Saudi, Kuwait dan lain-lain.

Agama 
Dari sisi agama, Mustafa Kemal Atartuk memerintahkan penerjemahan Al-Quran ke dalam bahasa Turki, sehingga kehilangan makna-makna dan cita rasa bahasanya.
Hari libur umat islam yaitu hari Jumat diganti menjadi hari Ahad mengikuti hari libur orang Kristen. Perayaan hari raya Aidilfitri dan hari raya Aidiladha dihapuskan karena dianggap mengganggu ketenteraman rakyatnya. Kaum muslimin Turki dilarang menunaikan Haji. Kalendar Barat menggantikan Kalendar Hijriyyah. Kaum muslimin dipaksa menyerukan azan dengan bahasa Turki. Suatu ketika dia mendengar azan subuh dari masjid yang dekat dengan istananya, maka dia memerintahkan supaya tempat azan tersebut dirobohkan. Umat Islam dipaksa membaca Al-Quran dengan bahasa Turki bukan dengan bahasa arab.
Selain itu, Dia terus menerus menghina masjid-masjid dan mengurangi jumlah khatib yang dibayar pemerintah sehingga berjumlah hanya 300 khatib. Dia juga memerintahkan mereka untuk membicarakan banyak perkara dalam khutbah Jumat antaranya masalah pertanian, industri, politik dan disertai dengan pujian ke atasnya.

Sosial 
Dari segi sosial, Umat islam dilarang memakai Tarbus dan menggantikannya dengan topi yang menjadi simbol kekafiran dalam pandangan bangsa Turki Muslim. Mustafa Kemal memerintahkan tentaranya membuat tiang gantung di seluruh lapangan yang terdapat di Bandar. Mereka yang menolak memakai topi, akan digantung di lapangan tersebut.
Pelarangan jilbab bagi wanita juga dilakukan. Kaum wanita diperintah menanggalkan jilbab termasuk di universitas dan sekolah. Ketika kaki dan tangan seorang wanita mengenakan penutup, maka mereka dianggap melakukan kesalahan dan dipecat dari jabatan.
Dia juga melarang poligami, menyamakan hak dan kewajipan antara lelaki dan wanita. Pemerintah memaksa wanita keluar rumah untuk memegang jabatan kerajaan yang dulu wanita kebanyakan berperan sebagai ibu rumahtangga. Pemerintah mendorong diselenggarakan pesta-pesta tari dan drama-drama yang menggabungkan antara lelaki dan perempuan.

Undang Undang 
Dari sisi undang – undang, Al-Quran tidak lagi dijadikan dasar utama dalam penyelenggaraan negara dan pembentukan undang-undang. Undang-undang Allah SWT dianggap kuno dan ketinggalan jaman. Undang-undang Syariah digantikan dengan undang-undang Sipil yang berdasarkan sekularisme dengan mengadopsi Undang-undang Swiss, Itali dan Jerman.

Pendidikan 
Dari sisi pendidikan, kebanyakan sekolah agama diganti dengan sekolah sekuler, yang menerapkan sistem pendidikan sekular sebagai dasar sistem pendidikan negara. Sistem yang bertujuan memisahkan islam dari kehidupan dunia manusia.
Mereka mendirikan sekolah yang mengajarkan Tarian Timur dan Tarian Barat supaya negara Islam terus mengalami kemunduran melalui hiburan dan berbagai bentuk maksiat yang meninggalkan syariat dan pertimbangan akal yang normal.

Ekonomi 
Ekonomi Islam dihapus dan diganti dengan sistem ekonomi barat seperti Kapitalis, Sosialis, atau globalisasi ekonomi dan sebagainya. Bank-bank riba bebas bergerak  dalam negara negara Islam. Penyelenggaraan ekonomi berbasis riba adalah hal biasa dalam kehidupan umat islam walaupun Islam dengan jelas mengharamkannya. Arak dan judi diperjualbelikan dan dijadikan sumber pemasukan utama bagi individu dan negara tanpa melihat dampak negatifnya dalam masyarakat.

Bahasa 
Pemerintah juga mengganti bahasa Arab dan bahasa Turki dengan huruf Latin. Dengan cara tersebut, bangsa Turki dipisahkan secara total dari agama dan warisan mereka. Mereka yang tidak menguasai huruf latin dengan baik pada ketika itu dihukum dengan pengharaman kerja, menarik balik kewarganegaraan, pengusiran dari tanah air dan penjara. Selain itu, pengajaran bahasa arab dan bahasa Turki dihapuskan serta penggunaan bahasa arab dalam penulisan dan komunikasi diharamkan.

Pemikiran Umat Islam 
Pemikiran umat islam mulai ditanamkan pemikiran sekulerisme yang meyakini bahwa kemajuan hanya dapat dicapai dengan mengikut cara barat. Pemikiran ini berbahaya karena masyarakat akan meninggalkan agama dan rusaklah tatanan masyarakat.

Untunglah dia mati dalam keadaan sakit yang bertambah-tambah dan bermacam-macam.Hilangnya Identitas Umat Islam
Dampak kejatuhan Turki Utsmaniyyah diantaranya  adalah hilangnya identitas umat islam yang tidak memiliki sistem pemerintahan khilafah. Umat islam menjadi lemah sehingga mudah dijajah satu persatu dan umat islam mulai dikotak-kotakkan serta ditindas karena tiada ada pemerintah yang adil lagi bijak. Umat islam tidak mampu mengamalkan ajaran islam yang sebenarnya karena tidak ada pemimpin islam.
Selain itu, umat Islam mengalami gejala perpecahan yang amat dahsyat yang semula berada di bawah satu khilafah Islamiyyah. Munculnya kerajaan – kerajaan kecil yang mempunyai sistem perundangan dan identitas sendiri. Kedatangan penjajah yang telah menghapuskan sistem Khilafah islamiyyah dan membagi Negara-negara umat islam menjadi kerajaan kerajaan kecil mengikuti identitas bangsa dan budaya negeri. Maka lahirlah Negara Mesir, Iran, Arab Saudi, Kuwait dan lain-lain.

Agama 
Dari sisi agama, Mustafa Kemal Atartuk memerintahkan penerjemahan Al-Quran ke dalam bahasa Turki, sehingga kehilangan makna-makna dan cita rasa bahasanya.
Hari libur umat islam yaitu hari Jumat diganti menjadi hari Ahad mengikuti hari libur orang Kristen. Perayaan hari raya Aidilfitri dan hari raya Aidiladha dihapuskan karena dianggap mengganggu ketenteraman rakyatnya. Kaum muslimin Turki dilarang menunaikan Haji. Kalendar Barat menggantikan Kalendar Hijriyyah. Kaum muslimin dipaksa menyerukan azan dengan bahasa Turki. Suatu ketika dia mendengar azan subuh dari masjid yang dekat dengan istananya, maka dia memerintahkan supaya tempat azan tersebut dirobohkan. Umat Islam dipaksa membaca Al-Quran dengan bahasa Turki bukan dengan bahasa arab.
Selain itu, Dia terus menerus menghina masjid-masjid dan mengurangi jumlah khatib yang dibayar pemerintah sehingga berjumlah hanya 300 khatib. Dia juga memerintahkan mereka untuk membicarakan banyak perkara dalam khutbah Jumat antaranya masalah pertanian, industri, politik dan disertai dengan pujian ke atasnya.

Sosial 
Dari segi sosial, Umat islam dilarang memakai Tarbus dan menggantikannya dengan topi yang menjadi simbol kekafiran dalam pandangan bangsa Turki Muslim. Mustafa Kemal memerintahkan tentaranya membuat tiang gantung di seluruh lapangan yang terdapat di Bandar. Mereka yang menolak memakai topi, akan digantung di lapangan tersebut.
Pelarangan jilbab bagi wanita juga dilakukan. Kaum wanita diperintah menanggalkan jilbab termasuk di universitas dan sekolah. Ketika kaki dan tangan seorang wanita mengenakan penutup, maka mereka dianggap melakukan kesalahan dan dipecat dari jabatan.
Dia juga melarang poligami, menyamakan hak dan kewajipan antara lelaki dan wanita. Pemerintah memaksa wanita keluar rumah untuk memegang jabatan kerajaan yang dulu wanita kebanyakan berperan sebagai ibu rumahtangga. Pemerintah mendorong diselenggarakan pesta-pesta tari dan drama-drama yang menggabungkan antara lelaki dan perempuan.

Undang Undang 
Dari sisi undang – undang, Al-Quran tidak lagi dijadikan dasar utama dalam penyelenggaraan negara dan pembentukan undang-undang. Undang-undang Allah SWT dianggap kuno dan ketinggalan jaman. Undang-undang Syariah digantikan dengan undang-undang Sipil yang berdasarkan sekularisme dengan mengadopsi Undang-undang Swiss, Itali dan Jerman.

Pendidikan 
Dari sisi pendidikan, kebanyakan sekolah agama diganti dengan sekolah sekuler, yang menerapkan sistem pendidikan sekular sebagai dasar sistem pendidikan negara. Sistem yang bertujuan memisahkan islam dari kehidupan dunia manusia.
Mereka mendirikan sekolah yang mengajarkan Tarian Timur dan Tarian Barat supaya negara Islam terus mengalami kemunduran melalui hiburan dan berbagai bentuk maksiat yang meninggalkan syariat dan pertimbangan akal yang normal.

Ekonomi 
Ekonomi Islam dihapus dan diganti dengan sistem ekonomi barat seperti Kapitalis, Sosialis, atau globalisasi ekonomi dan sebagainya. Bank-bank riba bebas bergerak  dalam negara negara Islam. Penyelenggaraan ekonomi berbasis riba adalah hal biasa dalam kehidupan umat islam walaupun Islam dengan jelas mengharamkannya. Arak dan judi diperjualbelikan dan dijadikan sumber pemasukan utama bagi individu dan negara tanpa melihat dampak negatifnya dalam masyarakat.

Bahasa 
Pemerintah juga mengganti bahasa Arab dan bahasa Turki dengan huruf Latin. Dengan cara tersebut, bangsa Turki dipisahkan secara total dari agama dan warisan mereka. Mereka yang tidak menguasai huruf latin dengan baik pada ketika itu dihukum dengan pengharaman kerja, menarik balik kewarganegaraan, pengusiran dari tanah air dan penjara. Selain itu, pengajaran bahasa arab dan bahasa Turki dihapuskan serta penggunaan bahasa arab dalam penulisan dan komunikasi diharamkan.

Pemikiran Umat Islam 
Pemikiran umat islam mulai ditanamkan pemikiran sekulerisme yang meyakini bahwa kemajuan hanya dapat dicapai dengan mengikut cara barat. Pemikiran ini berbahaya karena masyarakat akan meninggalkan agama dan rusaklah tatanan masyarakat.

Untunglah dia mati dalam keadaan sakit yang bertambah-tambah dan bermacam-macam.

0 komentar :