Menempatkan Porsi Cinta


Sebagaimana kita tahu, bahwa cinta merupakan mantra sihir kuat yang membius kesadaran manusia melompati kelemahannya. Ia merubah yang tadinya kerdil menjadi besar, yang penakut jadi pemberani, yang malas berubah rajin. Ia adalah titik tolak perubahan. Dalam arti lain, titik keberangkatan hijrah. Sebuah metamorfosis hebat yang dialami manusia yang menginginkan keadaan yang lebih baik. Maka tak heran jika akhir-akhir ini banyak bermunculan akun-akun sosial media terutama instagram yang menggaungkan hijrah. Biasanya kemudian disandingkan dengan cinta, dan berakhir pada masalah jodoh dan nikah. Maka kini hijrah sering dimaknai lebih sempit hanya menyoal jodoh. Padahal kata Nabi, siapa yang berhijrah hanya karena mengejar wanita yang ingin dinikahinya, maka dia hanya akan mendapatkan apa yang diusahakannya. Maka disinilah pentingnya letak kesadaran dalam menempatkan porsi cinta.

Sebagaimana kita tahu, bahwa belum lama ini kabar duka kembali tersiar dari tanah para Nabi. Al Aqsha ditutup! Dan dalam sejarah, inilah pertama kalinya zionis melakukan hal yang melebihi batas dimana kebebasan dalam beribadah pun dikekang. Maka dunia Islam di bagian mana yang tak mengutuki tindakan melebihi batas yang dilakukan zionis ini. Bahkan ulama internasional menyerukan aksi bersama di berbagai negara untuk mengecam tindakan represif dan agresif ini. Jumat (21/07) ini dipilih sebagai momentum bersama dalam mewujudkan aksi perlawanan sekaligus melangitkan doa kepada Yang Maha Kuasa. Maka kepada orang-orang yang mengaku cintanya tulus, cintanya suci, cintanya besar, dan seabrek kata-kata gombalan pemanis lain, adakah kau sisakan ruang untuk Al Aqsha yang merupakan kiblat pertama umat Islam, yang shalat didalamnya dilipatkan berkali-kali kebaikan, yang merupakan pijakan sebelum mi’raj Rasulullah, yang merupakan masjid kedua yang dibangun setelah masjidil haram, yang Allah dan RasulNya mencintainya sekaligus kaum muslimin merindui sholat di dalamnya? Jika yang ada dalam hatimu hanyalah soal dirinya dirinya dan dirinya, maka ketahuilah bahwa ini bukanlah waktu yang tepat untuk memikirkannya. Karena sesungguhnya umat sedang menanti peranmu. Kepedulianmu merupakan salah satu bentuk nyata hijrah yang dilakukan.

Menempatkan porsi cinta yang tepat berarti mendahulukan Allah dari cinta lainnya. Mendahulukan cinta untuk umat daripada untuk diri sendiri. Dan kini, Al Aqsha menanti meski sekedar lantunan doamu, maka berikan ruang yang luas kepadanya dalam doa, dalam infaq, dan dalam perjuanganmu sebagai bukti kesungguhan hijrahmu. Urusan jodoh telah ditetapkan Allah, tapi urusan kemenangan kaum Muslimin adalah upaya yang harus kita perjuangkan meski janjiNya umat akan menang. Hanya saja, kemenangan itu, terlibatkah kita di dalamnya?

0 komentar :

Posting Komentar

Cancel Reply