Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Perkerasan Jalan Raya
Ini tugas btw... Tugas kuliahku, wkwk...
Jalan
merupakan prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, dibawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta
api, jalan lori, dan jalan kabel (UU No. 38 tahun 2004). Menurut civilengineeringterms.com,
perkerasan atau jalan secara umum biasanya terbuka, berupa daerah publik untuk
perjalanan kendaraan, orang, dan hewan (pavement or road is an open,
generally public way for the passage of vehicles, people, and animals). Fungsi utama jalan adalah untuk
menghubungkan daerah satu dengan lainnya, sehingga akses ke suatu daerah
menjadi lebih mudah.
Setiap infrastruktur memiliki kinerja yang dapat dinilai dalam rentang
waktu tertentu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Lux cetakan tahun 2005, kinerja berarti sesuatu yang dicapai. Biasanya
jalan memiliki umur rencana setidaknya 10 tahun. Maka dalam 10 tahun itu
dinilai bagaimana kinerja jalannya, apakah telah maksimal atau belum. Maka
untuk mengetahui kinerja jalan, perlu diketahui pula faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja perkerasan jalannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja perkerasan jalan adalah environment, subgrade, material, traffic, design, construction, dan maintenance.
1.
Environment
Environment atau lingkungan adalah faktor pertama yang
mempengaruhi kinerja jalan. Hal ini sangat jelas karena jalan dibangun di atas
lingkungan itu sendiri. Sehingga secara pasti jalan akan selalu berinteraksi
dengan lingkungan. Lingkungan mempengaruhi perkerasan jalan. Menurut T. Willway et al. (2008), data dari iklim masa lalu
digunakan untuk melakukan perencanaan konstruksi dan kegiatan pemeliharaan
jalan. Ullitdz (dalam R. Anwar Yamin & Herman, 2005: 100)
menjelaskan kinerja struktur perkerasan jalan, yang merupakan suatu struktur
yang tidak terlindung, sangat dipengaruhi oleh kondisi klimatik lokasi dimana
jalan tersebut dibangun. Kondisi klimatik ini memberikan pengaruh jangka
panjang tidak saja pada kinerja struktur perkerasan jalan tetapi juga pada
respon struktur perkerasan tersebut terhadap beban. Kondisi klimatik yang
sangat mempengaruhi struktur perkerasan adalah temperatur dan kelembaban.
Kelembaban akan mempengaruhi kinerja tanah dasar dan lapis pondasi, sedangkan
temperatur akan mempengaruhi kinerja lapisan yang memakai material berbahan
pengikat semen atau aspal. Jika temperatur meningkat, kekuatan atau stabilitas
lapis beraspal akan menurun karena adanya penurunan modulus kekakuan campuran
beraspal. Jika kekuatan menurun, maka jalan akan mengalami deformasi ketika ada
beban melintas di atasnya.
Campuran
beraspal adalah campuran yang peka terhadap perubahan temperatur (seperti yang
telah dijelaskan) dan waktu pembebanan. Pada temperatur tinggi atau waktu
pembebanan lama, aspal dapat melunak dan mengalami deformasi. Hal ini
menunjukkan bahwa kinerja campuran beraspal sangat dipengaruhi dua faktor di
atas, yaitu temperatur dan waktu pembebanan.
2.
Subgrade
Subgrade
atau lapisan tanah dasar adalah faktor kedua yang juga sangat mempengaruhi
kinerja perkerasan jalan. Logikanya, apa yang terjadi pada tanah dasar ini akan
berpengaruh terhadap lapis perkerasan yang dibangun di atasnya. Ketika tanah
dasar ini melunak (karena kadar airnya berlebih), maka kemampuan tanah untuk
menahan beban perkerasan di atasnya menurun, sehingga menyebabkan tanah
terdorong secara vertikal ke bawah oleh beban perkerasan. Hal ini menyebabkan
deformasi atau perubahan bentuk dari perkerasan sendiri.
Kekuatan
dari tanah dasar adalah kunci dari kekokohan perkerasan di atasnya. Kekuatan
tanah dasar meningkat ketika kepadatan juga meningkat. Maka dalam pelaksanaan
pekerjaan di lapangan, biasanya dilakukan pemadatan tanah terlebih dahulu
sebelum diberikan prime coat. Tebalnya
pemadatan berbeda-beda tergantung fungsi jalan. Untuk jalan raya besar (highway), tebalnya sekitar 3-4 ft (0,9-1,2 m). Jalan pada
pedesaan sekitar 2-3 ft (0,6-0,9 m). Jalan kota 1-3 ft (0,3-0,9 m). Dan area
parkir 1-2 ft (0,3-0,6 m) (David Rettner, PE).
Tanah
dasar yang stabil dapat menjamin keseragaman kinerja perkerasan. Karena itu,
jika dalam pekerjaan mendapati tanah dasarnya tidak stabil, dapat dilakukan
perbaikan tanah dasar dengan beberapa cara, seperti perbaikan mekanikal
(terkait komposisi agregat), penggalian dan penggantian dengan tanah lain,
stabilisasi (dengan kapur, semen, flyash, atau
aspal), penguatan dengan geotekstil sebelum dilakukan penimbunan tanah, dan
lain-lain. Jika usaha-usaha tersebut tidak bisa dilakukan (misal karena tanah
jenuh air), maka dapat diatasi dengan solusi pembuatan cakar ayam, menggunakan
beton, atau yang lain. Karena itu, sebelumnya perlu dilakukan pengecekan
kondisi tanah dan muka air tanahnya. Termasuk di dalamnya adalah tes seperti
CBR (California Bearing Test) Resistance Value (R-Value), dan Resilient Modulus (MR). Nilai Di Indonesia, CBR di atas
6 sudah dikatakan bagus.
3.
Material
Material
adalah agregat-agregat penyusun perkerasan. Agregat-agregat ini dibedakan
menjadi beberapa macam, yaitu natural aggregate yang biasanya berbentuk membulat, agregat yang
berasal dari crush stone yang
bentuknya bersudut, natural sand, dan artificial aggregate. Bentuk dari agregat juga bermacam-macam,
seperti pipih, lonjong, dan kubikal. Namun untuk mendapatkan hasil lebih optimal,
agregat kubikal lebih diutamakan karena bentuknya yang relatif seragam sehingga
membuatnya lebih solid. Sedangkan agregat pipih dikhawatirkan akan patah saat
dilakukan pemadatan. Hal ini menyebabkan adanya tambahan permukaan baru yang
harus dilekati oleh aspal, sehingga membuat fungsi aspal menurun. Selain itu,
pemilihan gradasi juga penting karena makin beragam ukuran agregat, makin baik
dikarenakan agregat kecil dapat mengisi ruang-ruang kosong diantara agregat
besar.
Selain
agregat, aspal juga termasuk ke dalam material. Aspal adalah bahan hidrokarbon
yang bersifat melekat (adesif), berwarna hitam kecoklatan, tahan air, dan
memiliki sifat viskoelastis. Berfungsi untuk melekatkan antaragregat dengan lapisan
tanah. Kinerja aspal yang baik dapat dilihat dari perkerasan yang tidak
mengalami deformasi, retak, atau berlubang ketika perkerasan dioperasionalkan.
4.
Traffic
Traffic atau lalu lintas termasuk faktor yang mempengaruhi
kinerja perkerasan jalan. Secara umum, transportasi sebagai sarana perpindahan
manusia dari suatu tempat ke tempat lain melewati jalan. Karena itu, jalan akan
mendapatkan tekanan dari beban lalu lintas yang melintasinya. Sepanjang beban
lalu lintas tersebut tidak melebihi kapasitas kekuatan yang mampu ditahan oleh
perkerasan, maka jalan tidak akan mengalami deformasi atau retak. Terjadinya overload yang dapat memicu kerusakan jalan disebabkan
karena adanya kelebihan muatan yang dibawa kendaraan, sehingga beban diteruskan
melewati roda menuju perkerasan, atau karena adanya arus lalu lintas yang
melebihi kapasitas jalan untuk dapat menampungnya.
Setiap
kelas jalan memiliki muatan sumbu terberat yang diizinkan melewati perkerasan.
Jalan kelas I diizinkan dilewati beban hingga melebihi 10 ton. Jalan kelas II
maksimal 10 ton. Jalan kelas IIIA, IIIB, dan IIIC maksimal 8 ton. Selain beban
kendaraan, kecepatan kendaraan juga berpengaruh terhadap perkerasan. Semakin
lambat kendaraan bergerak, nilai kerusakan yang akan ditimbulkan akan semakin
besar. Sebuah kerusakan bisa saja terjadi bukan karena beban berat yang
melintasinya, namun karena beban berulang yang terus menerus melewati
perkerasan hingga perkerasan mengalami fatigue
(kelelahan).
5.
Design
Desain
juga salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja perkerasan jalan. Desain adalah kegiatan perencanaan suatu jalan
yang mengacu kepada ketentuan jalan tersebut. Berdasar perkerasannya, jalan
dibagi menjadi tiga macam, yaitu perkerasan kaku (rigid pavement),
perkerasan lentur (flexible pavement), dan
perkerasan memakai paving block (block pavement).
Perkerasan kaku dibuat dengan menggunakan beton sebagai perkerasannya. Di
bagian atas subgrade (tanah
dasar) diletakkan plat beton yang sekaligus menjadi lapis pondasi. Sedangkan
perkerasan lentur menggunakan aspal sebagai bahan pengikat materialnya. Adapun
perkerasan dengan paving block
menggunakan blok beton terkunci (terbuat dari campuran pasir, semen portland,
dan bahan perekat hidrolis lain) sebagai perkerasannya.
6.
Construction
Konstruksi
jalan berkaitan erat dengan pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Untuk
mendapatkan hasil perkerasan yang terbaik, maka dalam setiap tahapannya harus
dikontrol dan diawasi dengan cermat. Ada beberapa tahapan dalam pelaksanaan
konstruksi, seperti persiapan subgrade, penghamparan
agregat, pamadatan agregat, dan pemberian lapis resap pengikat dan lapis
perekat.
Untuk
persiapan subgrade, diusahakan tanah dasar
benar-benar padat sehingga ketika diberi beban di atasnya nantinya tidak akan
berdeformasi. Untuk agregat, sebaiknya terdiri dari berbagai macam ukuran serta
bentuknya bukan pipih. Pemadatan baik tanah dasar maupun agregat dilakukan
dengan menggunakan alat. Kemudian untuk merekatkan agregat digunakan aspal cair
yang telah dipanaskan sebelumnya. Lapis resap pengikat atau prime coat adalah lapisan yang disiramkan di atas tanah dasar
yang fungsinya untuk merekatkan agregat dengan tanah dasar. Sedangkan lapis
perekat atau tack coat fungsinya
untuk merekatkan antaragregat.
Syarat
konstruksi jalan yang baik diantaranya adalah ketebalannya cukup sehingga mampu
menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dengan baik, kedap air, sehingga air
tidak mudah meresap ke tanah di bawah perkerasan, permukaannya mudah dan cepat
mengalirkan air, dan kekakuan yang baik sehingga dapat memikul beban tanpa
mengalami deformasi yang berarti.
7.
Maintenance
and Rehabilitation
Faktor
terakhir adalah pemeliharaan. Sebaik apapun perkerasan jika tak dilakukan
pemeliharaan, perkerasan akan lebih cepat mengalami kerusakan. Jika kerusakan
dibiarkan, maka kerusakan perkerasan akan tambah parah. Sehingga, hal tersebut
dapat mengganggu kinerja jalan raya, dan bahkan dapat meningkatkan biaya
perawatan atau perbaikan sehingga sisi ekonomis berkurang. Tujuan dilakukan
pemeliharaan secara berkala diantaranya adalah untuk meminimalisasi biaya yang
dkeluarkan, karena mau tidak mau jalan harus tetap dirawat, sehingga yang bisa
dilakukan adalah mengorganisir pengeluaran karena perawatan. Maka, pemeliharaan
dikelompokkan mejadi dua, yaitu pemeliharaan secara preventif dan pemeliharaan
secara reaktif. Preventif berarti memperbaiki keusakan sejak kerusakan itu
masih kecil, dan inilah yang terbaik. Sedangkan reaktif berarti perbaikan saat
kerusakan telah parah.
Pemeliharaan
ini juga berefek pada umur perkerasan. Jika direncanakan umur perkerasan 20
tahun, maka tanpa perawatan, jalan bisa saja hanya bertahan tidak sampai 10
tahun. Sedangkan jika dilakukan perawatan, bisa jadi umur jalan lebih panjang
dari umur rencana.
Keuntungan
melakukan pemeliharaan adalah meningkatkan pelayanan kepada pengguna jalan,
meminimalisasi biaya (memurahkan biaya) bagi pengguna dan pengelola jalan,
serta meningkatkan keselamatan pengguna jalan.
0 komentar :
Formulir Kontak
Labels
berbagi
(189)
curhat
(93)
inspirasi
(91)
nasehat
(89)
Agama
(70)
Cerita
(70)
Opini
(58)
Renungan
(43)
Tulisan Serius
(32)
Introspeksi
(31)
iseng
(27)
Kampus
(26)
Motivasi
(25)
Pengetahuan unik
(18)
Pengetahuan umum
(16)
Sejarah
(14)
cerpen
(13)
Pengetahuan Teknologi
(12)
puisi
(12)
Tidak jelas
(11)
Lirik
(8)
Konspirasi
(7)
Peradaban
(7)
Teknik
(6)
humor
(6)
Tips
(5)
Batas Negeri
(4)
FSLDK
(4)
Lomba
(4)
Temajuk
(4)
Arsitektur
(3)
Poster
(3)
resep makanan
(3)
Berita
(2)
Sipil
(2)
palestina
(2)
ASUSROGID
(1)
Game
(1)
IPA
(1)
KAMMI
(1)
ROG
(1)
WEAREROG
(1)
freeletics
(1)
Popular Posts
-
Ini tugas btw... Tugas kuliahku, wkwk... Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, term...
-
Di dalam agama Kristen, tanggal 25 Desember merupakan hari raya mereka yang disebut hari Natal atau kelahiran Yesus. Namun, be...
-
Pernah terpikir, atau mungkin sekedar terbersit, mengapa hati mesti melabuhkan pilihan pada brand bernama Asus ini? Dulu sewaktu SMA,...
-
Entah kenapa judulnya begitu, hahaha... Tapi keliatan keren aja pake judul gitu. Ini adalah kisah pendakian sebenarnya. Beberapa hari lalu...
-
Hati-hati dengan ilmu sihir sigil, karena ia merupakan simbol-simbol untuk menyampaikan pesannya, hal ini seperti yang dilakukan free...
-
Beberapa waktu lalu, ketika kami sedang berkumpul dan berdiskusi (kalau itu disebut diskusi), guru kami membacakan kembali sebuah hadits yan...
-
Original After modding Kita semua bisa merubah tampilan menu standard itu dengan tangan kita sendiri, artinya.. gak perl...
-
Dalam menghadapi masalah, tak jarang, dan sering mungkin, kita membalutnya dengan keluh-kesah tak berkesudahan. Kita sering mendramatisir...
-
#Bagian 11 Aku, bahkan sempat terbayang tentang kematian dalam game seperti anime SAO. Tapi itu anime, kartun, cerita buatan. Sangat berbe...
-
Ada hal lucu saat saya sekali me reply cuitan salah satu kanal media alternatif di Twitter, Tirto . Saat itu Tirto membuat cuitan dari art...
Posting Komentar