Teruntuk Dirimu

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh
            Aku mulai menulis surat ini kepadamu dengan memuji Allah yang tiada Tuhan selain Dia, dan dengan iringan do’a mudah-mudahan Allah melindungi kami dan kamu dengan mentaatinya dalam kesendirian dan keramaian, dan menyelamatkan kami dan kamu dari semua yang dibenci, dan semoga shalawat dan salam atas kecintaan kita, Muhammad, keluarga, dan sahabat-sahabatnya, amma ba’du.
            Wahai Saudariku, Wahai Muslimah, hari ini aku tulis surat ini kepadamu-khusus kepadamu-karena aku ingat betapa Rasulullah menghormati dan menghargaimu.
            Wahai Saudariku, Wahai Muslimah, bertaqwalah kepada Allah! Sungguh, tiada kebaikan di dunia ini selain dengan bertaqwa kepada Allah.
             Wahai Suadariku, Wahai Muslimah, tahukah engkau bagaimana kondisi umat saat ini? Ya, banyak kerusakan yang menjangkiti umat Muslim saat ini. Banyak yang mulai menyimpang dari jalur yang lurus ini. Namun aku yakin, dan aku melihat masih ada mutiara-mutiara yang bersinar diterpa cahaya mentari diantara rumput-rumput yang kering dan tanah yang tandus. Itulah engkau, Wahai Muslimah! Engkaulah mutiara itu, seperti yang Rasulullah sabdakan :
“Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita muslimah.” (Al Hadits)
            Sekali lagi, beliau memuji dan menghargai kedudukanmu sebagai seorang muslimah. Namun begit, akan lebih indah lagi bila bukan hanya engkau yang baik, namun engkau mengajak orang lain juga menjadi baik, sehingga kebaikanmu dapat ditularkan kepada orang lain. Allah berfirman dalam surah Al ‘Ashr : 2-3 yang artinya :
“Sungguh, manusia itu berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati dalam kesabaran.”
            Islam bukanlah agama yang individual. Islam adalah agama yang menyuruh untuk saling tolong menolong dalam kebaikan, Wahai Muslimah. Karena itu, bantulah mereka yang terjebak dalam kubangan dosa, bantulah mereka keluar dari sana…
            Wahai Saudariku, Wahai Muslimah, sungguh, aku hanya ingin memberimu nasehat, meski kutahu aku pun tak selalu benar, dan belum tentu aku lebih baik darimu. Namun karena aku mencintai saudaraku, aku ingin ia juga mencintai saudaranya yang lain.
Wahai Saudariku, Wahai Muslimah, inilah nasehatku. Renungkanlah dan nasehatkanlah kepada orang lain.
            Jika kau dapatkan nikmat, jagalah. Sebab kemaksiatan akan merampasnya. Dengan bersyukur kepada Tuhan, abadikanlah. Sebab Tuhan adalah Dzat yang cepat memberikan balasan.
Wahai Saudariku, Wahai Muslimah, carilah ilmu, bukan saja sampai negeri Cina, namun sampai maut menyapamu, membawamu pergi dari kelelahan dunia menuju peristirahatan abadi. Jadilah engkau seperti ‘Aisyah, yang menjadi rujukan para sahabat Nabi ketika bertanya suatu hal. Jadilah engkau seperti Fatimah binti Abbas, yang dengan perantaranya banyak wanita yang menjadi baik dan berhati lembut, hingga seorang syaikh sekaliber Imam Ibnu Taimiyah pun memuji kecerdasannya.
            Wahai Saudariku, Wahai Muslimah, ingatlah barangsiapa melakukan kebaikan, niscaya tidak akan kehilangan pahalanya. Allah tidak akan melupakan kebaikan yang dilakukan oleh manusia kepada hambaNya. Karena itu, teruslah berbuat baik, karena engkau tidak hidup dari komentar orang lain kepadamu, namun engkau hidup dari nikmat yang diberikan oleh Dzat yang MahaHidup.
            Wahai Saudariku, Wahai Muslimah, tegarlah dalam menjalani hidupmu di dunia. Jika dunia memperlihatkan kecongkakannya, perlihatkan padanya ketegaran dan kesabaranmu dalam menghadapinya.
Wahai orang yang sering mengeluh padahal engkau tak punya penyakit, perindahlah dirimu, niscaya engkau akan melihat alam semesta ini indah. Penglihatanmu hanya tertuju kepada duri bunga mawar, sehingga engkau tidak melihat diatasnya terdapat bunga yang segar lagi berembun.
           Lihatlah dunia sebagai ladang amal, maka engkau akan merasa ringan menjalani kehidupan disana.
           Wahai Saudariku, Wahai Muslimah, jika engkau menasehati saudaramu, nasehatilah ia dalam kesendiriannya, sehingga kau benar-benar menasehati dan menghiasnya. Jangan kau nasehati ia dalam keramaian, aku takut kau telah membuka aibnya dan menjelekkannya.
           Wahai Saudariku, Wahai Muslimah, sungguh, masih banyak yang ingin kusampaikan padamu. Namun kurasa ini cukup untukmu. Aku hanya berharap engkau menjadi wanita yang baik setelah ini, menjadi sebaik-baik perhiasan dan penyejuk hati. Maaf jika ada kata yang tak berkenan di hati, afwan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh

1 komentar :

Masyaa Allah.. postingan yang hebat, inspiratif banget!

Posting Komentar

Cancel Reply