Selamat Jalan, Pejuang...

Malam itu tiba-tiba datanglah berita menggemparkan. Saat itu aku sedang berada di kampus, seperti biasa. Kemudian sms masuk. Berita yang dibawa benar-benar mencekat. Bahkan terkesan berlebihan bagiku saat itu. Yang kupikirkan hanya satu, mana mungkin...??. Tapi rasionalitas menyadarkanku bahwa hal seperti itu adalah sangat mungkin, bahkan wajar. Ya, berita kematian adalah hal wajar di dunia ini. Namun kadang hati ini ingin mengingkari dan membela diri, karena dia adalah orang dekatku, mana mungkin terjadi seperti itu begitu cepatnya. Tapi sekali lagi rasionalitas menamparku keras, menyadarkanku agar tidak cengeng. Ya, aku tersadar.

Seketika ratusan memori terkait beliau bermunculan. Menyesaki pikiranku seperti waktu kakekku meninggal dulu. Ribuan perasaan senang, gembira, bingung, sedih...terbaur dalam otakku bersama frame-frame kenangan lama di SMA dulu. Hingga pada suatu titik, aku tertegun dan bertanya, bagaimana kabar beliau di dalam sana? Bagaimana jika itu adalah aku? Aku terdiam.

Sehari setelahnya, aku pun tak bisa ikut takziah karena aku haus mengurus acara talkshow di kampus. Sebenarnya kalau aku bukan menjadi koordinator sie acara mungkin aku bisa ikut pergi takziah bersama kawan-kawan SMA ku. Tapi, aku tak bisa. Aku tak tahu harus berkhuznudhan apa saat itu, tapi yang pasti aku tak mau dan tak boleh bersu'udzan. Akhirnya siang itu kulewati dengan acara evaluasi acara. Sedih, tak bisa ikut mengantarkan beliau ke tempat peristirahatan terakhir di dunia ini. Tapi aku titipkan do'aku kepadaNya untuk guruku ini. Untuk guru, murabbi, penasehat, sekaligus kawan yang baik bagiku. Selamat jalan, pejuang...

1 komentar :

salamku untukmua wahai guruku...

Posting Komentar

Cancel Reply