Muara Dua Hati

Sebab hati ibarat sepasukan, maka mereka akan berkumpul sesuai kodratnya; pemanah dengan pemanah, penunggang kuda dengan penunggang kuda, dan sebagainya. Pun hati akan berkerumun sesuai kecocokannya. Maka yang baik dengan yang baik, yang tawadhu dengan yang tawadhu, yang lembut dengan yang lembut, pun demikian yang buruk dengan yang buruk, yang licik dengan yang licik, yang angkuh dengan yang angkuh. Sebab mengumpulnya menimbulkan resonansi, yang hanya akan dirasa nyaman oleh yang sefrekuensi.

Maka demikian laku natural hati. Maka pertemuan dua hati ialah pertemuan kecocokan. Yang tak saling seiya sekata akan berpisah, namun yang sefahaman akan lengket menyatu. Karena itu para sahabat, meski hanya tak berjumpa kekasihnya shallallahu 'alaihi wa sallam beberapa saat saja, rindunya bukan main. Sebab hati-hati mereka telah tertaut kepada yang dicinta.

Maka muara dua hati selalu sama kesudahannya. Lebih akbar lagi, muaranya yang dilandaskan cinta akan berakhir pada dua ketetapanNya, surga atau neraka. Maka hati-hatilah dalam mencinta, sebab engkau akan bersama yang dicinta. Sebab bila muaramu salah, alih-alih ingin melaut samudera yangmana airnya suci mensucikan, rupanya hanya berakhir pada rawa berair pekat lagi asam.

Maka kenali yang kau cinta, agar tak salah dalam muara.

0 komentar :

Posting Komentar

Cancel Reply