Mengapa Tidak Memilih Studi Lanjut

Beberapa kali saya pernah bertanya kepada beberapa sahabat, pun juga mendengarkan pernyataan dari beberapa kawan, serta melihat sendiri apa yang telah dialami sebagian teman, mengenai aktivitas pasca kampus. Kesimpulan saya, lebih banyak yang berkeinginan untuk studi lanjut S2 adalah perempuan, entah pada akhirnya terlaksana atau harus dipending terlebih dahulu. Sementara untuk laki-laki, sebagian besar ingin langsung bekerja ketimbang studi lanjut. Ini hanya seingat saya dari beberapa kawan yang pernah mengutarakannya. Dan bisa jadi, di lingkaran orang lain bisa berubah.

Saya sempat memikirkan juga, sebaiknya memilih yang mana. Dan bukan pilihan yang bisa cepat diputuskan, bukan pula pilihan yang bisa diambil hanya karena ikut-ikutan atau gengsi.

Memilih diantara dua hal tersebut perlu pertimbangan matang ke depan. Sebagai perempuan, mungkin alasan paling logis mengapa memilih melanjutkan studi adalah karena kelak dia akan menjadi seorang ibu. Dan anak yang cerdas berawal dari ibu yang cerdas pula. Pun bagi perempuan, mencari nafkah bukan kewajibannya. Sehingga fokus di karir akademik mungkin bisa jadi pilihan yang lebih baik. Karena itulah, mungkin mengapa sebagian laki-laki lebih memilih menyiapkan diri untuk bekerja ketimbang melanjutkan studi. Sebab menafkahi adalah tugas mereka para lelaki. Sebab lelaki yang kuat mampu menjaminkan ketenangan bagi orang yang dalam tanggungannya. Karena itu, dari sekian banyak kawan-kawan saya, hanya sedikit yang melanjutkan studi, sedangkan sisanya memilih bekerja.

Yha kita realistis aja yhaa... rezeki memang udah diatur, tapi kita yang disuruh menjemputnya. Dan biaya pernikahan dan berumah tangga nantinya nggak murah juga kannn... mau situ dikasih makan cinta doang? Wkwkwk...

Teman saya sejurusan, pada awalnya melanjutkan studi S2 di sebuah universitas ternama. Namun kemudian setelah dia diterima bekerja, akhirnya dia lepaskan studinya dan fokus bekerja. Teman saya yang lain, saat ditanya berminat melanjutkan studi atau tidak, dia mengatakan ingin bekerja dulu. Nanti jika ada tugas belajar dari tempatnya bekerja, maka itu yang akan diambilnya. Teman saya yang lain lagi, mengatakan bahwa dia belum berminat melanjutkan studi. Btw, ketiganya laki-laki. Adapun kawan-kawan saya yang perempuan, sudah beberapa yang mengemukakan ingin lanjut studi, bahkan ada yang telah mengambil studi dan ada pula yang telah selesai.

Bagaimana dengan saya? Saya pribadi cenderung memilih untuk bekerja. Soalnya biaya studi lanjut juga nggak murah sih, kata teman saya.Tapi apakah ada keinginan melanjutkan studi? Tentu saja ada. Entah linier atau lintas bidang. Namun untuk saat ini, biarlah nanti istri saya jika ingin melanjutkan studi, semoga saya bisa membiayainya. Justru pengembangan diri yang saya inginkan adalah pengembangan softskill-softskill yang tidak dipelajari di bangku akademik. Namun demikian, saya tidak ingin mendikte siapapun untuk menyatakan bahwa pilihan ini lebih baik dari pilihan lainnya. Setiap orang memiliki argumentasi dan pertimbangan dari setiap pilihan yang diambil. Dan saya pun sebenarnya sangat mendukung perempuan yang ingin melanjutkan studi, agar kelak generasi penerusnya mendapatkan pendidikan dari wanita yang cerdas.

Jadi, terkadang begitulah bentuk tanggung jawab laki-laki atas hidupnya dan hidup orang-orang di sekitarnya. Dan begitu pula bentuk tanggung jawab perempuan terhadap hidupnya dan hidup orang-orang di sekitarnya, serta di masa depannya.

0 komentar :

Posting Komentar

Cancel Reply