Cerita_2

#Bagian 02

Sekarang ia hampir berubah seratus delapan puluh derajat, kalau saja ia tak mengikuti pembinaan. Liqo', ya bisa dibilang begitu. Tapi tetap saja, dia begitu berbeda dengan dirinya pertama kukenal.

Seiring waktu, ia bertambah akut. Ia jadi jarang ke masjid, ngaji kalau ada kesempatan saja, bahkan ia mulai menyalahi amanah. Ia terkadang beralasan, ah, aku sedang sibuk. Ah, aku banyak kerjaan. Ah, tugasku numpuk. Dan sejuta alasan lain yang sebenarnya dia buat-buat saja. Bukan bohong, memang faktanya dia banyak tugas. Tapi sikapnya itu yang tak kusukai, karena sebenarnya dia begitu karena tak me-manage waktunya. Dia sia-siakan, dia malas-malasan. Jadilah tugas menggunung dia salahkan.

Namun suatu ketika dia tersentuh secercah harapan. Hatinya mulai terbuka kembali. Ia berfikir, mengapa dirinya jadi terlihat pecundang begitu. Ia awalnya salahkan tugas, namun kemudian ia berfikir dan merenung. Kulihat saat itu di pojok masjid, di ujung pandanganku, dia terpekur. Menunduk. Dan sayu tatapannya.

0 komentar :

Posting Komentar

Cancel Reply