Ujian hubungan

Tentunya, kita sebagai manusia adalah makhluk sosial, seperti yang dikatakan dalam ilmu ekonomi waktu SMP. Dan ini adalah suatu pernyataan yang benar, bahwa kita adalah makhluk sosial, apapun kondisinya. Kita kaya, karena ada interaksi sosial. Kita miskin, karena adanya interaksi sosial. Kita senang, karena adanya interaksi sosial. Kita sedih, karena adanya interaksi sosial. Semua kehidupan kita adalah hubungan kita dengan orang lain. Yang itu berarti, kita tak bisa sendiri selamanya. Kita tak bisa mengedepankan egois kita dalam berhubungan dengan orang lain, jika ingin hubungan kita dengan orang lain baik. Namun terkadang, ada racun-racun dalam hubungan ini yang dapat merusak dan membuat pahit madu yang telah tercampur dalam sebuah hubungan atau interaksi sebelumnya. Racun-racun ini bisa datang dari mana saja, bahkan secara tak sadar bisa jadi kita yang mendatangkannya. Sama seperti sebuah kain yang terkena noda, entah noda minyak, tinta, debu, lumpur, atau lainnya, noda-noda dalam hubungan juga bemacam-macam dan bervariasi dalam menghilangkannya. Aku sendiri pernah mengalaminya, yang bahkan beberapa hari tak bisa dihilangkan. Bahkan terkadang, ribuan bahkan jutaan maaf tak bisa digunakan untuk menghapuskannya. Memang, pada beberapa orang, ada yang pemaaf, ada pula yang susah memaafkan. Beruntung kalau kita bermaalahnya sama seorang pemaaf, sekali minta maaf mungkin akan dimaafkan, bahkan sebelum kita minta maaf, bisa jadi sudah dimaafkan. Nah, kalau bermasalahnya sama orang yang susah memaafkan? Susah juga ini...

Memang yang terbaik adalah jangan membuat kesalahan pada orang lain. Tapi mana bisa? manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Mungkin sekali dua kali akan dimaafkan, tapi jika berkali-kali, kurasa akan sedikit beda juga dalam penyikapan terkait memaafkannya. Nah, jika kita sebagai pihak tersalah (pihak yang dikenai masalah/korban), saran terbaikku adalah segera maafkan dia yang bersalah kepadamu, apapun itu. Memang awalnya berat, tapi berat bukan berarti mustahil. Ini hanya masalah pembiasaan.. Sesuatu yang berat, jika rutin dikerjakan, akan menjadi lebih ringan. Contoh, awalnya sulit tahajud, tapi karena dipaksa terus bangun malam, lama-kelamaan jadi terasa ringan untuk bangun. Nah, tapi kalau kamu menjadi pihak bersalahnya, segera datangi dia, minta maaf dengan tulus setulus-tulusnya, kalau perlu buat agar dia melupakan kesalahanmu dan menjadi senang terhadapmu. Mungkin bisa dengan pemberian hadiah, kado, mobil, rumah, atau semacamnya, atau buat dia tertawa, atau apalah cari sendiri... . Saat itu pulalah, dari dalam hatimu, dari kesadaranmu, kamu juga berjanji, untuk tidak mengulanginya lagi.

Inilah yang disebut ujian hubungan. Ujian yang enderamu kala berinteraksi dengan orang lain. Terkadang seseorang akan menyikapi biasa saja, bahkan dianggap bercanda atas apa yang kamu lakukan, tapi bisa juga ketika kamu hanya bercanda, orang lain menganggapnya serius sehingga ia marah padamu. maka pintar-pintarlah dalam melihat kondisi seseorang. Kapan dia bisa diajak bercanda, kapan dia sedang serius, kapan dia sentimental. Lebih-lebih pada perempuan. Aku sendiri kadang bingung menyikapinya, bicara ini malah marah, bicara itu gak terima, trus maunya apaaa........... Bahkan anehnya lagi, dia duluyang ngajak bicara, tapi pada akhirnya kita malah yang dimarah-marahi, salah apa sih....... Memang, perempuan itu sulit dimengerti, lebih sulit daripada probabilitas... -_- Tapi sekali lagi, sulit bukan berarti mustahil. Ganbatte...!!

Yang lebih sulit lagi adalah, ketika hubungan kita dalam organisasi buruk. Ketika satu anggota dengan anggota lain tak bisa sinkron, justru malah saling bertengkar, itu akan menyulitkan organisasi untuk bisa berkembang dan maju. Hla gimana mau maju kalo antaranggotanya gak liat ke depan, tapi malah sikut kanan-kiri gak karuan... Maka dalam berinteraksi dengan orang lain pun, pasti akan ada seni-seninya. Seni bagaimana kita bisa bergaul dengannya tanpa harus bertikai dan bertumpahan darah. Bagaimana kita bergaul sama-sama senang dan tak ada dendam. Kenalilah lawan bicaramu, kenalilah dirinya, pribadinya. Fahamilah dia, bukan sekadar ketahui dia. Semoga dengan adanya kefahaman akan menumbuhkan pula rasa kekompakan, kebersamaan, hingga pada akhirnya ujian dalam hubungan seperti itu tak terjadi. Let's make a friends...

0 komentar :

Posting Komentar

Cancel Reply