Berjeda

Setelah kita tak lagi ada sapa, hanya terus menjeda pada jarak yang mengundang kerinduan, maka satu-satunya caraku berbicara padamu adalah lewat story-story yang kupublikasikan. Terkadang aku membicarakan diriku, terkadang membicarakan dirimu. Entah kau menangkap pesanku atau tidak, namun aku senang saat kau melihatnya. Mungkin kau membacanya. Mungkin juga merenunginya. Atau malah sekedar berlalu? Aku tak tahu. Tapi kuyakin kau membacanya. Semoga, apa yang kutuliskan padanya menjadi komunikasi tanpa suara kita, yang mampu menjadikan diri kita masing-masing makin baik. Kunantikan kembali sapamu yang membeku di musim semi entah kapan. Kuharap sebentar lagi...

0 komentar :

Posting Komentar

Cancel Reply