Imajinasi Nusantara

Pada tanggal 21 Februari, seorang anak laki-laki lahir di sebuah rumah bersalin. Orang tua anak itu memberinya nama penuh makna, agar dia berada di tempat yang terpuji, penuh cahaya kebaikan yang murni, kelak. Kini, lebih dari 20 tahun telah berlalu sejak saat itu. Telah banyak kejadian terjadi di negeri dimana dia dilahirkan. Saat ini, negeri itu menjadi negeri yang sangat makmur. Pepatah Gemah Ripah Loh Jinawi pun bukan sekedar pepatah tanpa bukti. Kata-kata Baldatun Thayyibatun dalam Al Qur’an pun memang benar adanya disini. Negeri ini, membentang dari barat ke timur, dan dari utara ke selatan, sangatlah luas. Melebihi luasnya Eropa. Pun demikian dengan kekayaannya, tak terhitung. Bahkan kekayaan salah satu wilayahnya saja, yaitu di Yogyakarta, melebihi 50 miliar poundsterling. Belum lagi daerah-daerah yang menghasilkan bahan tambang seperti emas, nikel, bauksit, perak, alumunium, dan sebagainya. Sehingga negeri itu menjadi negeri yang sangat kaya raya. Saking kayanya, alat jual beli mereka adalah emas dan perak.

Selain memiliki kekayaan yang melimpah, negeri tersebut juga memiliki rakyat yang berhati mulia, bermoral tinggi, menjunjung etos kerja, dan ramah. Begitu pula pemimpin negerinya, memiliki hati seindah permata dan tutur kata penuh makna. Kepemimpinannya membawa berkah bagi negerinya. Dia memiliki kepedulian yang tinggi, bahkan terhadap negeri tetangga yang mengalami permasalahan. Sering dia mengirimkan bantuan kepada negeri-negeri jauh yang dilanda kelaparan, mengirimkan pasukan yang membantu menyelesaikan sengketa, membantu negeri yang mengalami bencana, bahkan memberikan pinjaman tanpa pernah menagih pengembaliannya, apalagi menambah bunga.

Negeri itu menjadi negeri yang adidaya. Tak aa negara yang berani melawannya. Bukan karena takut, tapi karena mereka yakin takkan bisa menang melawan negeri itu. Terlebih, negeri itu telah banyak berjasa membantu negeri-negeri lainnya, sehingga mereka takut diembargo. Oleh karena itu, banyak negeri lain yang memilih bersahabat dengan negeri ini.

Kini, anak yang dulu dilahirkan dari seorang ibu penyayang itu telah berusia 21 tahun. Dia mengetahui betapa luar biasanya negerinya dengan semua potensinya itu. Dia pun bersama kawan-kawannya sering terlibat sebagai relawan. Dia benar-benar kagum dengan pemimpinnya, yang berhasil menjadikan negerinya sehebat ini. Dia masih ingat dengan kisah orang tuanya dulu yang bercerita bahwa semasa mereka kecil, negeri ini dipimpin oleh seorang diktator yang sangat otoriter. Banyak kerusakan yang terjadi di negeri ini. Korupsi merajalela. Pengrusakan dan eksploitasi alam membabi buta. Kejahatan menyebar. Kasus-kasus pembunuhan, pencurian, dan perampokan sering terdengar di berbagai penjuru negeri. Bahkan sang pemimpin pun ‘menjual’ negerinya kepada negeri lain untuk kepentingannya. Orang tuanya bercerita bahwa dulu pernah terjadi pengeksploitasian sumber daya alam oleh negeri di seberang samudera sana. Mereka mencuri sumber daya alam sebanyak-banyaknya untuk dibawa ke negerinya dengan mempekerjakan masyarakat lokal. Bahkan keuntungan yang didapat tidak sampai 5% yang diberikan kepada negeri ini. Sisanya dibawa kabur ke negeri jauh sana. Saat itu kondisi sangat kacau.

Kemudian setelah rakyat merasa sangat jenuh, tertekan, dan frustasi dengan segala kondisi carut marut negeri ini, muncullah sosok penggebrak yang berani melakukan perubahan. Dia tantang semua penipu, koruptor, dan penjahat negeri ini. Dia berdiri tegak melawan tirani. Saat itu, mereka hanya tertawa melihat sikap sok jagoannya. Bahkan mereka mengancam akan membunuhnya. Namun ternyata rakyat di belakangnya. Mereka mendukungnya. Hingga terjadilah revolusi besar-besaran. Dia melakukan cutting generation. Semua pejabat dan pemimpin diseluruh negeri yang terbukti bersalah ditangkap dan dipenjarakan. Dia berlaku tegas kepada seluruh penjahat. Dan dia mengusir para perampok hingga lari terbirit-birit. Kemudian dia rubah semua sistem yang salah dan tak mendukung rakyat dengan sistem yang lebih mengakomodasi rakyat. Dia lakukan semua itu secara bertahap. Tak lupa, dia ganti orang-orang di pemerintahan dengan orang-orang yang loyal kepadanya dan mementingkan nasib rakyat daripada dirinya sendiri. Sehingga, dia benar-benar merombak seluruh sistem dan orang-orangnya dan menggantinya dengan yang baru. Dia benar-benar melakukan perubahan.

Rahasia dari perubahan yang dilakukannya itu ternyata telah ada sejak dia masih kecil. Dia bukanlah sosok yang mau diam begitu saja melihat sesuatu yang dirasa kurang pas. Dia selalu berusaha bertindak untuk membenarkannya. Bahkan walau hanya sebuah sampah yang tergeletak tak bertuan di trotoar jalan, maka diambilnya sampah itu untuk dibuang ke tempatnya. Dia juga selalu menerapkan hidup yang sehat, perilaku yang santun, dan tanggung jawab yang tinggi. Sehingga dari situlah dia memiliki kepribadian yang unik yang jarang dimiliki anak-anak seusianya. Semakin dewasa, semakin dia asah dirinya hingga akhirnya dia mencapai posisi yang tinggi. Begitu yang tertulis dalam buku biografi yang menceritakan mengenai dirinya.

Anak itu mengenal sosok pemimpin itu salah satunya dari buku itu. Buku berjudul 100 pemimpin berpengaruh di dunia karangan Michael Heart. Dia berada di urutan 10 besar, dan tentu saja di urutan pertama adalah idolanya, Nabi Muhammad. Sekali lagi, anak itu kagum dengan pemimpinnya. Dia berkhayal bahwa suatu hari kelak dia akan bisa sepertinya…

Saat semua mulai terasa indah, dia terbangun. Sesosok wanita bersuara lembut membangunkannya. Rupanya istrinya membangunkannya untuk mengajaknya sholat tahajjud. Semua mimpi indah itu sirna dalam sekejap. Namun bayangannya masih sangat berbekas di ingatannya. Sebuah negeri indah yang sangat makmur dan penuh berkah. Dia menamainya Nusantara.

0 komentar :

Posting Komentar

Cancel Reply