Logika Mendingan

Logika mendingan itu agaknya seringkali membuat kerancuan berpikir ketika membandingkan sekaligus menyandingkan dua hal yang kontras dan bertolak belakang. Mendingan preman bertato tapi baik hati daripada ustadz berpeci tapi suka memaki. Mendingan ponsel curian tapi digunakan untuk menolong orang daripada ponsel hadiah tapi untuk penipuan. Mendingan pejabat bermulut kotor tapi kinerja terlihat daripada pejabat bermulut manis tapi pengumbar janji. Mendingan lisan kotor daripada hati dan perbuatan yang kotor, seperti dalam gambar di samping.

Logika semacam ini adalah logika yang kacau. Hal ini karena menyandingkan dua hal yang diametral berbeda jauh dan bertolak belakang. Dimana-mana, membandingkan sesuatu itu biasanya memiliki kemiripan dari apa yang dibandingkan. Maka membandingkan sesuatu yang bertolak belakang itu aneh.

Lebih aneh lagi karena biasanya akan muncul standar ganda dalam penyikapan semacam ini. Jika suatu waktu dia membandingkan antara pencuri berhati baik yang menolong orang-orang (seperti kisah Robinhood misalnya) dengan pejabat publik yang suka korupsi (banyak lah contohnya di negara ini), maka mungkin dia akan memuji-muji pencuri itu. Tapi di lain waktu ketika dia menjumpai atau bahkan melakukan sendiri korupsi seperti pejabat yang dia jelek-jelekkan dulu, dia pasti akan membela diri dan tidak suka dimaki-maki. Lebih jauh lagi, mungkin dia akan "menyerang" pencuri "baik hati" tadi dengan berbagai pembelaan berdasar logika kacaunya.

Maka jelas, kebaikan tak bisa disandingkan dengan keburukan. Kata Allah, "walaa talbisul haqqa bil baathil...", jangan mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan. Karena yang akan terjadi selanjutnya adalah kekacauan. Sekian.

0 komentar :

Posting Komentar

Cancel Reply