Cerita_1

#Bagian 07

Aku lama berada disitu. Sesekali kulihat wajah kakekku. Teringat kenangan-kenangan dulu waktu di rumah kakek. Aku sedikit tak percaya sebenarnya. Tapi ini sudah terjadi. Nenekku terus mentalqinnya di dekat telinganya. Sementara aku sesekali memegang jari kakinya. Dingin. Masya Allah! Ini salahsatu ayatul maut. Saat itu kupikir ajal beliau sudah dekat.

Lalu jam 4 kurang aku baru sholat Ashar. Aku sempat tersesat dan muter-muter di RS. Sekembalinya dari masjid, aku dikabari kerabat pasien samping kakekku, katanya kondisinya parah. Aku segera masuk ruangan, dan kulihat beliau sudah tersengal-sengal dengan nafas pendek dan kesadaran yang jauh. Detak jantung yang kulihat di indikator juga tak menentu. Aku membeku saat itu. Tak bisa melakukan apa-apa. Sementara om ku menalqin, bulikku (adiknya ibukku) menangis dan nenekku panik. Aku pun sebenarnya begitu. Aku, sempat mataku sembam -bahkan aku tak yakin apa arti sembam itu. Sedikit ada air mata di ujung penglihatanku.

0 komentar :

Posting Komentar

Cancel Reply