Cerita_1

#Bagian 08

Tak lama, dokter perempuan datang setelah sebelumnya 2 perawat, laki-laki dan perempuan mencoba memberikan pertolongan pertama dengan memompa jantungnya -menekan-nekan dada kiri dengan harapan dapat membantu jantung lebih kuat dalam memompa. Tapi itu sia-sia. Denyutnya tak menentu dan kian melemah. Bahkan menunjukkan status garis horizontal di indikator yang menandakan tak ada detak lagi. Kemudian dokter memberitahu bahwa kakekku telah berpulang. Seketika tawa menjadi lebih hebat, namun tak mengeras dalam suara.

Semua dihubungi. Bahkan yang ada di luar kota. Pada akhirnya, om ku yang baru saja meninggal juga dihubungi. Kemudian aku keluar dan menunggu di ruang tunggu dengan sebulir air mata di ujung mataku. Bulikku yang kemudian ikut duduk disitu sudah nangis sedari tadi. Aku coba menenangkan, tapi yang keluar hanya kata-kata 'sabar bulik...'. Aku tak bisa berucap lebih banyak. Akupun dalam kondisi yang tak menentu saat itu.

0 komentar :

Posting Komentar

Cancel Reply