Teman, Sahabat, dan Orang Spesial

Perasaan dari kemarin tema bahasannya masalah itu-itu terus ya...? Masalah yang nyerempet-nyerempet 'hati', hahaha... Biarin deh... Lagi masanya...

Beberapa orang menganggap teman itu sama dengan sahabat. Padahal kalo kita ngitung rumusnya nggak bakal ketemu persamaan teman=sahabat. Soalnya nggak ada rumusnya...!!

******

Ini adalah pendapatku. Jadi silakan sanggah kalo bertentangan dengan keyakinan pembaca. Pertama, teman. Teman, menurutku adalah orang yang kita kenal, dan bisa kita ajak kompromi. Dia adalah orang yang tahu tentang diri kita dan kita pun tahu dia. Tapi bukan sekadar kenalan, lebih dari itu. Biasanya dia berinteraksi dengan kita, tapi antara kita dan dia tak ada hubungan yang spesial atau dekat, sebatas berkawan saja. Dan biasanya, teman ini adalah orang yang tak terbatas jumlahnya. Kamu bisa saja membuat hubungan pertemanan dengan siapa saja, berapapun, ratusan, ribuan, jutaan, suka-suka lo.

Kedua, sahabat. Yang ini lebih. Dia tak sekedar berkawan. Dia kenal kita, kita kenal dia. Dia tahu kita, kita pun tahu dia. Tapi uniknya, antara kita dan dia punya kesamaan ataupun perbedaan yang karena itu bisa menyatukan kita. Ada sebuah ikatan yang lebih kuat dari sekedar kenalan, rekan, kawan. Ikatan yang bahkan mungkin bisa jadi karena itulah dia atau kita mau mengorbankan sesuatu, entah diri kita, waktu kita, harta kita, untuk kepentingan lainnya. Jadi bisa dibilang senasib sepenanggungan. Karena tingkat pengenalan dari sahabat ini merupakan tingkat diatas pertemanan. Ia adalah pengenalan dalam taraf pemahaman. Jadi dia mengerti kita dan kita mengerti dia, meski tak terwujud ucapan atau tulisan.

Yang ketiga, orang spesial. Nah ini... Bedanya dengan dua yang diatas, orang spesial ini tak harus ada interaksi timbal balik dari kedua pihak. Bisa jadi pihak satu menganggap pihak dua itu orang spesial, tapi ternyata pihak kedua menganggapnya biasa saja. Bisa jadi. Kadang juga, perasaan 'pengagungan' terhadap seseorang ini disembunyikan dalam hati, atau ditutupi dengan dalih kagum, terpesona, dan semacamnya. Atau, kadang ada juga yang menyikapinya dengan sikap cuek, atau ada yang diam-diam tapi memperhaikan. Sebenarnya banyak sekali penyikapan-penyikapan seseorang ini, tergantung karakter dan kepribadian seseorang. Ada juga yang paling parah menurutku, ditunjukkan all out tanpa sensor di khalayak. Ini benar-benar sikap cuek (kepada lingkungan sekitar) yang ekstrim dan menurutku terkesan kebablasan. Bagiku, yang elegan itu, meski kita menganggap seseorang itu spesial, biarkan saja kita tetap bersikap (sok) cuek. tak perlu sampai mencari-cari perhatiannya, karena toh tak ada gunanya. Biarkan saja apa adanya, nantinya pasti waktu yang akan menyingkap tabirnya, entah dengan jawaban ya atau tidak. Oya satu lagi, biasanya, orang yang dianggap spesial itu adalah lawan jenis, tau sendirilah kenapa... Meski ada juga beberapa yang menganggap se-sama jenisnya spesial (ini bukan maho lho... seperti yang kukatakan sebelumnya, bisa jadi itu kekaguman).x

0 komentar :

Posting Komentar

Cancel Reply