Euforia Idul Fitri #1

Hari ini, 1 Syawal 1434 H atau 8 Agustus 2013, adalah hari yang orang-orang sebut sebagai Hari Kemenangan. Tanya kenapa? Gak tau juga aku... Seperti biasa, aku dan keluargaku mudik -ya kalo itu bisa dibilang mudik- ke rumah nenekku. Sebenarnya jaraknya juga gak jauh sih, cuma beberapa belas atau puluh kilo dari rumahku, toh tiap hari pun sebenarnya aku juga bisa kesana. Tapi ya begitulah...

Sore hari aku berangkat, sore hari itu pula aku sampai. Singkat kan... Yah, rasanya emang sedikit basi kali, tiap hari raya begini selalu kesana. Tapi tak apa, cuma satu, yang bikin aku masih merasa kesepian adalah karena aku gak boncengin siapa-siapa...hahaha...ngaco ah!

Oke, motoran sendirian di jalanan itu sudah biasa bagiku. Tak ada yang spesial atau menarik kecuali dengerin aku ngaji atau nyanyi-nyanyi diatas motor. Nah, sampai rumah nenekku udah sore. Ya sudah sore, mau apa lagi... Sebenarnya aku bingung mau nulis apa ini, karena tak ada hal menarik untuk diceritakan.

Hal normal berjalan seperti biasanya. Malam hari ada suara-suara orang takbiran, aku begadang sampai setengah tiga, ngenet... yah begitulah. Setelah maghrib, aku ke lapangan depan rumah nenekku sama adek-adekku dan sepupu-sepupuku. Ngapain coba? Yaa apalagi kalau bukan main petasan. Ini adalah pertama kalinya aku main petasan lho. Soalnya dulu waktu kecil aku gak boleh main petasan sama orang tuaku. Sedikit protektif, ha? Entah.

Suara dar-der-dor yang keluar dari petasan yang disulut itu benar-benar menyenangkan. Dan berisik. Tapi tak selamanya aku main petasan. Akhirnya setelah Isya', aku ngenet begadang sampai jam setengah tiga pagi. Terus tepar. Parahnya lagi, aku tidurnya di luar rumah, samping teras, di sebuah ruangan yang biasa buat sholat. Bangun-bangun aku langsung kedinginan. Bahkan sampai mandi pun aku gak mau pake air dingin, pakenya air anget. Yah, lama juga sih gak mandi pake air anget.

Sekitar jam 7 sholat dimulai. Kemudian seperti biasa, dilanjutkan dengan ceramah. Dan seperti biasa pula, aku cuma bisa tersadar selama sekitar 5-10 menit sebelum akhirnya terlelap dalam buaian ceramah. Aku tertidur. Bangun-bangun kondisi sudah panassss... Dan ceramah sudah akan selesai. Ah, dasar... Kebiasaan...

Hal yang selalu kuingat dari idul fithri adalah, bau uang yang baru. Ya, selalu, saat orang-orang memberikan uangnya dengan senang hati kepada anak-anak. Istilahnya duit fithrah. Aku pun juga suka itu. Apalagi, uniknya, saat usiaku menginjak dewasa, bukannya jatah uangku itu dikurangi atau dihilangkan, tapi malah ditambah. Katanya, karena aku udah besar, karena aku udah kuliah, karena kebutuhanku lebih banyak. Well, apapun alasan mereka, tak masalah, aku tetap suka dan terima uang itu, hoho. Kupikir, kenapa aku masih dikasih duit, karena aku punya babyface, wkwkwkwk..........

Satu cerita tentang adekku yang paling kecil, yang masih balita, yang barusan masuk TK, saat dia pergi beli sate, dia nyeletuk -seperti kebiasaannya, "mbah, kok satene atos... ijol mbah...". Geleng-geleng aku dengernya. Dasar aneh dia.

0 komentar :

Posting Komentar

Cancel Reply