Curhatan Seseorang yang Bisa CorelDraw

Saya mau cerita nih. Iya cerita. Cuma curhat tengah malam, hahaha...

Jadi gini, ada yang bisa make aplikasi desain CorelDraw nggak? Ada kan? Nah, cerita bermula dari situ. Sebenernya saya sendiri nggak bisa make softwarenya, tapi berhubung karena ada sesuatu hal, yaitu dijadikan bagian dari tim desain sebuah acara di kampus, akhirnya mau nggak mau saya harus mulai berkenalan dengan dunia desain dan software-softwarenya. Sebenernya dulu waktu SMA sempet kenal dengan aplikasi pengolah foto GIMP, juga pas awal-awal kuliah udah kenalan sama Photoshop, tapi waktu itu kan nggak terlalu pro (emang sekarang pro? hahaha...). Nah, balik lagi ke ceritanya, singkat cerita, saya mulai menjelajah tampilan CorelDraw itu kayak apa. Oh gitu...

Walaupun begitu, pada pertama kali masuk tim desain saya tetep dibantu bikin desainnya. Baru pada kali kedua dan seterusnya (acaranya tahunan) saya mulai disuruh bikin sendiri. Gile aja, padahal saya nggak punya latar belakang desain, trus juga belajarnya secara otodidak dan asal-asalan, nggak sesuai -kalo di organisasi ada SOP (Standar Operation Procedure, atau apalah itu singkatannya... :D). Jadi ya begitulah, kalo desainnya jelek ya maklum, nggak ada yang ngajari desain.

Lama-kelamaan akhirnya saya mulai terbiasa dengan yang namanya Corel. Bahkan saya mulai suka dia, ciyeee... Trus mulai deh suka ndesain-ndesain gitu. Walaupun awalnya jelek, bodo amat. Lama-kelamaan akhirnya desainku punya "muka" juga. Kemudian saya juga mulai berani mempublikasikannya di sosial media dan dicetak buat keperluan acara. Wow...

Kemudian, dari mulut ke mulut akhirnya teman-teman dekatku tau kalo saya bisa desain. Heheh, sebenernya lebih tepat kalo disebut bisa Corel, bukan bisa desain, karena bisa Corel nggak mesti bisa desain, dan bisa desain, ya nggak mesti juga bisa Corel sih, hahaha...

Singkat cerita, akhirnya beberapa waktu berlalu dengan seiring munculnya permintaan kawan-kawanku untuk didesainkan sebuah poster, entah untuk keperluan acara, atau bahkan untuk pemilu BEM atau DEMA. Ih wow...

Pusing. Mumet. Ah begitulah. Saya sebenernya agak berat untuk mengiyakannya, tapi tetep aja saya nggak nolak, ah dasar... Lalu kemudian waktu berlalu dengan hari-hariku yang kadang berduaan berjam-jam dengan Corel. Romantis banget. Dari situ saya mulai belajar banyak hal, belajar hal baru dan trik baru serta konsep baru. Saya juga mengikuti sebuah kalimat bijak dalam dunia perdesainan, "desain itu konsepnya ATM, Amati, Tiru, Modifikasi.". Saya iyakan. Saya lakukan. Okelah, desain membaik.

Pada akhirnya, di tahun ketigaku di perkuliahan, saya didaulat oleh teman-temanku menjadi seorang desainer. Ngawur sih mereka, nggak pake otak, nggak mikir, saya kan cuma anak kenarin sore (ciyeee merendah...). Lah, masih ada orang-orang yang lebih baik diatasku bahkan dalam satu organisasiku kemarin (sekarang saya nggak ikut organisasi lagi) ada yang lebih pro dariku, nama samarannya Parmin. Dia lebih hebat dalam desain daripada saya. harusnya dia yang mendapat gelar kehormatan itu. Byuh!

Meski begitu, saya akhirnya mempunyai kartu nama dengan label Designer, karena saya akhirnya direkrut jadi bagian dari tim desain (walaupun cuma 1 orang, yaitu saya) sebuah usaha clothing dari kawan saya. Lumayan, dapet duit. Soalnya gini, sebelum-sebelumnya, waktu saya ndesain macem-macem buat eman saya itu, saya nggak pernah dapet duit. mungkin karena alasannya kawan sendiri, jadi pasti gratis. Ah, sedih ya? Tapi untungnya desain-desainku nggak diprotes sih. Walaupun begitu, tetep aja nggak dibayar, hiks...

Saya pernah ngobrol via SMS sama salah satu senior saya (walaupun beda umur cuma 2 bulan sih, hahaha...) yang juga bisa ndesain, nggambar, dan semacamnya. Dan emang, katanya kalo ndesainin sama temen sendiri di kampus sendiri susah kalo harus minta bayaran. Iya juga sih, soalnya masih ada rasa malu-malu (bahasa Jawanya pekewuh). Kecuali kalo dia orangnya nggak ada malunya, hahahah...

Selain desain gambar, saya juga beberapa kali diminta bikin video. Aduh, itu lebih susah lagi... -_-

Dan nggak dibayar juga, hiks... hiks... Nggak ada yang pengertian nih...

Beberapa waktu lalu saya pernah diminta untuk mendesainkan sebuah gambar papercraft. Katanya mau dibayar. Yaudah, saya iyain aja. Tapi nggak tau sih, sampai sekarang belum dibayar juga. Mungkin lupa, atau mungkin ditunda. Entahlah...

Di organisasiku, saya juga terkadang disuruh bikin poster terkait isu-isu tertentu. Parahnya, saya dimasukin ke divisi Kominfo yang notabene ngurusin desain, publikasi, dan semacamnya. Dari situ kemampuanku yang belum apa-apa ini terekspos. Dan gawatnya lagi, karena di organisasi itu belum banyak yang bisa pake Corel atau aplikasi video editing, akhirnya saya yang namanya ditumbalkan berkali-kali. Emang sih, aku masuk departemen yang juga dituntut untuk membuat desain dan video terkait sebuah isu. Tapi kan......

Begitulah nasib orang-orang yang belum pro dalam desain dan per-videoan, namun karyanya yang masih abal-abal sudah terdengar ke seantero jagat organisasi dan telinga kawan-kawan. Alhasil, orderan pun datang dari mana-mana. Tapi ya itu tadi, nggak dibayar. Sama sekali. Duitttt... Padahal aku tanya temenku yang di jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV), dia setiap ada orderan dibayar, dan lagi, nggak tanggung-tanggung. Pernah saya nanya ke dia, bikin poster bayar berapa. Dia bilang 150 ribu, tapi itu juga tergantung teknik dan tingkat kesulitan juga. Laaah??? Saya juga orang teknik, tapi nggak ngerti gimana ngasih harga sama teknik desain yang mudah sampe yang sulit. T_T

Meski saya suka desain dan video, bukan berarti trus minta ndesain tapi selalu nggak dibayar. Saya juga butuh bensin dan sebagainya untuk kebutuhan sehari-hariii...

Sekian.

Ini desain saya yang saya upload di instagram @mahmudnurk

Ini desain saya yang saya buat dengan cara ngetrace manual anime

0 komentar :

Posting Komentar

Cancel Reply