Kakak - Side 1

Ah, mungkin ini sudah pernah kutulis. Tapi lupa, memang sudah pernah kutulis aa belum. Yaudah kutulis lagi sekalian karena ini cerita dua versi.

Semenjak aku masuk kuliah dan bergabung dengan salah satu organisasi di kampus, pada tahun pertama aku masuk dalam bidang pembinaan dan departemen kaderisasi. Ini adalah awal mula kisahku, mungkin kisah yang indah, siapa tau. Mari teruskan membaca... :)

Disana, aku mempunyai dua orang kakak yang mendampingi kami dalam setiap aktivitas organisasi kami. Dua orang itu adalah orang yang sangat berkesan bagiku. Aku ceritakan yang pertama.

Dia adalah seorang laki-laki. Setahun lebih tua dariku, maka wajar kan jika kuanggap seperti kakak. Dia adalah orang yang tegas, sigap, dan paling fenomenal seangkatannya dalam organisasi itu, hehe... Dia memang agak keras, namun lama-kelamaan aku jadi terbiasa juga dengannya. Dan aku mulai bisa membaca situasinya, kapan harus bercanda, kapan harus diam, atau kapan harus serius. Bagaimana suasana hatinya saat itu adalah mudah ditebak. Sama seperti ketika membaca suasana orang tuaku.

Yah, dia orang yang baik pada dasarnya. Cuma, terkadang kebaikannya tertutup dengan sikap kerasnya itu. Aku juga sering mendengar komentar dari kawan-kawan lain bahwa dia memang keras. Mungkin didikan sejak kecilnya, ah siapa tau. Tapi dibalik itu, dia orang yang sangat perhatian. Bahkan dia pernah mengaku kalau dia pemalu, what the...... Padahal dia kalau ngomong blak-blakan banget. Pemalu darimananya coba...??

Sebuah kejadian yang membuat hatiku (ceileh...) tidak nyaman adalah ketika dia bertengkar lama dengan rekan seorganisasinya. Aku sebenarnya mau membantu, tapi pada akhirnya malah tak berbuat apa-apa selain hanya mengetahui permasalahannya saja. Benar-benar tak berguna ya...

Dia sering, dulu, eh sekarang terkadang masih sih, mentraktirku. Entah kenapa dia mau-mau saja melakukan itu, padahal dia anak kos. Tapi ya memang begitulah dia, suka mentraktir ke orang-orang yang sudah akrab dengannya, terutama adik tingkatnya. Ya aku sih menikmati aja ditraktir begitu. Kan enak...

Dia adalah satu dari beberapa orang yang berkesan untukku. Entah kenapa sosoknya seperti menjadi seorang kakak buatku. Walaupun dalam beberapa hal dia payah, itu kan wajar. Tapi secara overall dia lumayan untuk jadi seorang kakak. Cuma ya itu tadi, dia agak keras, pemarah, galak. Semacam itulah, tapi kalau sudah kenal, itu mudah saja bergaul dengannya.

Dalam beberapa hal dia memang cerewet dan telaten dalam mengontrol. Itu semua dilakukannya karena dia seorang perfeksionis. Jadi semua harus sempurna, sesempurna mungkin. Walaupun nggak mutlak sempurna jika memang sudah terlanjur nggak sempurna. Tapi selama masih bisa diusahakan, harus diusahakan semaksimal mungkin. Ah, begitulah beratnya. Apalagi setelah dia naik jabatan, amanah bertambah berat, dia semakin mengontrol bahkan ke semua bidang. Waw, repot sekali dan kupikir pasti banyak error kalau nggak istirahat. Haha...

Terkadang aku membayangkan gimana rasanya jadi dia sehari aja. Berat mungkin. Tapi dia jalani. Yah, itu style setiap orang. Dan styleku, kayaknya bertolak belakang, hahaha...

0 komentar :

Posting Komentar

Cancel Reply