Biarkan aku bermimpi hingga nyata mimpi itu...

Malam ini aku sengaja pergi ke sekaten di alun-alun kota. Niatnya sih mau cari tukang ukir cincin, eh ternyata setelah ketemu tukangnya nggak mau ngukirin cincin yang tadinya udah kubeli di Kota Batu, deket Malang. Akhirnya aku malah beli satu lagi cincin yang kuukir tulisan "ALFAATIH". Sebenarnya niat awal mau kuukir tulisan "JIHADUN NAFS" pake bahasa Arab buat pengingat, tapi tukang ukirnya nggak bisa katanya. Yaudah deh... :(

Setelah itu aku jalan-jalan muter-muter sekaten sama tiga orang temenku. Sekedar pingin tau aja sih. Soalnya terakhir aku ke sekaten itu kata ayahku waktu aku masih kecil belum sekolah. Waw, lama juga ya...

Lalu kita pulang ke kampus lagi. Setelah sholat Isya', kita makan di burjo. Nah, disinilah cerita dimulai. Berawal dari obrolan seputar jamaah tabligh seusai sholat Isya', sampai cerita beladiri, pemuda-pemuda Makassar, Ust. Garamatan, dan akhirnya cerita tentang anaknya Ust. Yusuf Mansur yang katanya pernah bermimpi bertemu Rasulullah. Merinding deh kalo inget ceritanya.

Kata temenku yang pernah nonton siaran acaranya, jadi itu ceritanya anaknya Ust. Yusuf Mansur (lupa namanya) itu mengalami kesusahan menghafal Al Qur'an (lah saya juga deh...). Lalu suatu ketika dia bermimpi (saya lupa detilnya) berada di suatu taman kemudian diajak oleh dua orang ke sebuah rumah di dekat sungai. Diketahui orang yang mengajaknya itu salah satunya adalah Abu Bakar Ah Shiddiq!

Lalu sampai di rumah itu dia (anaknya Ust. Yusuf Mansur) diajak sholat. Setelah itu, ketika orang itu akan pergi (sekali lagi saya lupa detilnya, coba search di youtube pasti masih ada videonya) dia bertanya identitasnya. Lalu dijawab bahwa dia adalah Rasulullah. Deg...

Spontan aku teringat kisah dari salah satu sahabatku tiga atau empat tahun lalu saat masih di SMA. Dia pernah cerita katanya pernah bermimpi bertemu Rasulullah di suatu taman. Aku yang saat itu mendengar ceritanya saja seolah hampir tak percaya. Tapi mana mungkin dia berbohong padaku. Dan juga, sangat besar dosanya bagi orang yang berbohong mengaku bermimpi bertemu Nabi padahal nyatanya tidak. Lalu aku berpikir, kedudukan apa yang akan dia dapat suatu saat nanti.

Pernah kubaca sebuah buku tentang rahasia mimpi bertemu Rasulullah, bahwa kebenaran memimpikan beliau adalah benar adanya. Ada tiga (kalau tak salah) bagaimana Rasulullah bisa kita buktikan dalam mimpi kita. Pertama, dia mengaku sendiri sebagai Rasulullah. Kedua, ada orang lain yang mengatakan bahwa dia adalah Rasulullah. Ketiga, tak ada siapapun yang mengatakannya, namun hati kita yakin abhwa dia adalah Rasulullah. Karena ingat, setan tak pernah bisa menyerupai Rasulullah bahakn dalam mimpi sekalipun.

Seketika dalam hatiku muncul rasa rindu kembali. Muncul butir-butir air di hatiku, menangisi kerinduan yang belum pernah terobati. Seketika rasa cintaku kepadanya muncul kembali, rasa ingin bertemu dan rindu seakan pernah berjumpa sebelumnya. Aku hanya bisa bertanya-tanya dalam hati, kapankah giliranku untuk bisa bertemu dengannya, Rasulullah...

Kerinduan yang terasa adalah seperti rasanya rindu yang terpendam dari sepasang kekasih yang lama tak bertemu. Sungguh, berat.

-----

Allah, jika karena dosa-dosaku yang menjadi sebab terhalangnya pertemuanku dengan beliau, maka ampunilah aku sehingga tersingkap tabir penutup itu diantaraku dan kekasihMu...

Allah, jika karena amal-amalku yang belum sempurna maka jadikanlah aku seorang yang khusyu' dalam beribadah, seorang yang ikhlas dalam beramal, dan seorang yang ihsan dalam bertindak...

Allah, jika karena rapuhnya hatiku dengan godaan-godaan yang menghempaskanku kesana-kemari, maka kuatkanlah diriku agar tetap kokoh berdiri diatas dasar agamaMu...

Allah, jika karena buruknya perangaiku selama ini maka baguskanlah perangaiku sehingga layak bertemu dengan kekasihMu...

Allah, betapa kerinduan ini semakin hari semakin bertambah. Namun dosa pula yang kemudian menutupinya sehingga terlupakan...

Allah, jangan jadikan khilafku sebagai jarak yang memisahkanku dengan RasulMu. Jadikanlah pertemuan kami di suatu hari di alam mimpi, sehingga bertambah lagi kebaikan dan iman kami...

Allah, aku merinduinya... Merindui sang kekasih yang telah jauh disana...

Apakah suatu saat Engkau pertemukan kami di salah satu episode mimpiku atau tidak itu adalah sepenuhnya kehendakMu, tapi ya Allah... Izinkanlah walau sekali agar aku bisa bertemu dengan beliau untuk kusampaikan ungkapan cintaku dan salamku kepadanya...

Aamiin...

0 komentar :

Posting Komentar

Cancel Reply