Tentang Cemburu
Sering dikatakan bahwa cemburu adalah bumbu cinta. Benarkah? Benar, jika cinta yang dimaksud adalah cinta yang telah sah, halal. Dengan kata lain, cinta antara pasangan cuami istri. Lalu bagaimana cemburu yang dialami seorang lelaki (atau perempuan) kepada orang yang disukainya (bahkan secara diam-diam)?
Sungguh, pada awalnya kukira itu baik. Tapi kurasa tak ada cemburu yang lebih baik dari cemburunya suami kepada istrinya (atau sebaliknya). Saat seorang pemuda cemburu kepada seorang wanita, dapat dipastikan dia sedang menyukainya. Karena itu, dia merasa cemburu dan khawatir dengan apa yang dialami wanita itu dapat membuatnya tak bisa dijangkaunya lagi. Pemuda itu khawatir bahwa dia tak bia bersamanya, sehingga biasanya dia akan melakukan hal-hal yang tidak rasional, tidak jelas, bahkan terkesan mengganggu bagi si wanita. Semua itu adalah upaya untuk mencari ketenangan bagi jiwanya. Karena dia sadar, antara dirinya dan orang yang disukainya, tak ada jaminan apapun yang bisa menenangkan hatinya. Tak ada ikatan apapun yang mengikat keduanya. Dia sadar namun dia tak bisa melakukan apapun.
Inilah cemburu. Yang baranya terpercik kepada sekam kering yang kemudian dapat tersulut sewaktu-waktu menjadi bara api dan kobaran besar. Inilah cemburu, yang jika tidak dikontrol akan membakar semuanya. Aku pun pernah, atau bahkan sedang merasakannya. Dan ketika mengetahui bahwa diri kita tak bisa melakukan apa-apa terhadap rasa cemburu itu, seolah hati merasa berat dan putus asa. Ada yang begitu? Ada. Itulah ketidaktenangan yang timbul dari rasa cemburu yang muncul tidak pada saatnya. Lalu bagaimana?
Ini mungkin hanya teori. Faktanya, dalam prakteknya sendiri, tak jarang akan mengalami kesulitan, terutama karena ini masalah hati. Satu-satunya cara tercepat untuk menghilangkannya adalah dengan menyampaikannya kepada orang yang membuat kita cemburu. Tapi mungkinkah? Jika tidak, maka cata lainnya adalah atur pola pikirmu dan hatimu. Mudah? Tentu tidak.
Saat aku merenung terdiam karena merasa cemburu, tiba-tiba sebuah pesan whatsapp masuk ke grup keluarga besarku. Itu adalah pesan nasehat tentang betapa mulianya dan istijabahnya waktu Arafah itu. Hingga dikatakan bahwa ada seorang shalih yang berdoa di hari Arafah, tidak sampai setahun doanya kemudian dikabulkan. Disitulah aku berpikir, bahwa ada hal-hal lain yang lebih besar. Ada kekuatan yang lebih kuat dari diri kita sendiri yang bisa kita mintai pertolongan untuk menguatkan kita. Allah. Itulah sumber kekuatan itu. Dzat yang Mahakuasa yang tak ada kekuatan yang mampu melebihiNya. Maka cobalah cari waktu, bersihkan hatimu, hilangkan pikiran macam-macam tentang rasa cemburumu dan mulailah berdoa, berkhalwat denganNya memohon pertolongan. Memang kelihatannya sederhana, tapi ini adalah soal iman. Sampai sejauh mana diri kita yakin bahwa Allah mampu menghilangkan resah gelisah dalam hati kita. Ingatlah, bahwa Allah lebih besar dari rasa cemburu kita. Saat itulah aku menyadari hal yang kulupa. Bahwa Allah juga Dzat yang sangat pencemburu. Bahkan melebihi kita. Ketika kita sebagai hambaNya, dalam hati dan pikiran kita lebih banyak memikirkan seseorang daripada diriNya, bisa jadi saat itu Dia sedang cemburu kepada kita sehingga Dia berikan masalah dan beban di hati kita agar kita kembali kepadaNya. Sungguh Allah itu Maharomantis, Dia mengetahui ketika kita sedang menyukai seseorang sehingga Dia memberikan kita ujian melalui salah seorang hambaNya yang kita sukai, apakah kita akan berpaling dariNya atau semakin dekat denganNya. Ketika kita berpaling dariNya, Allah akan terus berikan ujian itu hingga kita, pada suatu titik tersadar, dan kemudian pada akhirnya kembali kepadaNya dan memperbaiki cinta kita kepada Allah. Maka di saat itulah, ketika cinta kita kepadaNya telah benar kembali, Dia berikan kejutan dengan memberikan cinta dari seorang hambaNya kepada kita. Dan pada saat itu, tak ada lagi yang lebih indah melainkan karena kita menerima cinta dari seorang hamba yang dihadiahkan Allah kepada kita, sedangkan landasan cinta kita telah kokoh kembali, yaitu cinta atasNya. Itulah yang sejatinya ingin Allah tunjukkan kepada kita, pemuda-pemuda yang hatinya sedang dirundung gelisah karena cemburu, bahwa Dia ingin menyampaikan bahwa cinta yang terbaik adalah cinta yang didasarkan atas cinta kepada Allah. Sebaliknya, cinta yang tak melibatkan Allah, maka dalam keberjalanannya akan banyak tertimpa musibah, karena Allah cemburu kepada para pecinta yang melupakan sang Mahacinta, sang Pemberi Cinta, Allah azza wa jalla.
Itulah yang kupikirkan saat itu. Den ketika mengetahui bahwa aku sedang cemburu, aku ingin tertawa melihat betapa lucu dan irrasionalnya tingkah lakuku. Namun di balik itu, tetap ada rasa gelisah yang sedang coba dihapuskan. Karena sejatinya aku ini pencemburu. Lebih-lebih Tuhanku, Allah subhanahu wa ta'ala.
Maka di hari Arafah ini, izinkan aku menyampaikan seluruh perasaanku kepadaMu ya Allah. Perasaan cemburu tak bertuan yang menggelapkan pikiran cemerlangku. Maka gantikanlah perasaan ini dengan rasa cinta kepadaMu, nabiMu, dan orang-orang shalih yang mencintaiMu. Sehingga dengan begitu, Engkau anugerahkan rasa cinta seorang hambaMu yang ditujukan kepadaku sehingga ketika kuterima darinya, aku telah mendasarkannya atas cinta karenaMu.
Karena aku ini pencemburu.
0 komentar :
Formulir Kontak
Labels
Popular Posts
-
Ini tugas btw... Tugas kuliahku, wkwk... Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, term...
-
Di dalam agama Kristen, tanggal 25 Desember merupakan hari raya mereka yang disebut hari Natal atau kelahiran Yesus. Namun, be...
-
Pernah terpikir, atau mungkin sekedar terbersit, mengapa hati mesti melabuhkan pilihan pada brand bernama Asus ini? Dulu sewaktu SMA,...
-
Entah kenapa judulnya begitu, hahaha... Tapi keliatan keren aja pake judul gitu. Ini adalah kisah pendakian sebenarnya. Beberapa hari lalu...
-
Hati-hati dengan ilmu sihir sigil, karena ia merupakan simbol-simbol untuk menyampaikan pesannya, hal ini seperti yang dilakukan free...
-
Beberapa waktu lalu, ketika kami sedang berkumpul dan berdiskusi (kalau itu disebut diskusi), guru kami membacakan kembali sebuah hadits yan...
-
Dalam menghadapi masalah, tak jarang, dan sering mungkin, kita membalutnya dengan keluh-kesah tak berkesudahan. Kita sering mendramatisir...
-
Original After modding Kita semua bisa merubah tampilan menu standard itu dengan tangan kita sendiri, artinya.. gak perl...
-
#Bagian 11 Aku, bahkan sempat terbayang tentang kematian dalam game seperti anime SAO. Tapi itu anime, kartun, cerita buatan. Sangat berbe...
-
Ada hal lucu saat saya sekali me reply cuitan salah satu kanal media alternatif di Twitter, Tirto . Saat itu Tirto membuat cuitan dari art...
Posting Komentar