Rumeli Hisari : The Throat Cutter

RUMELI HISARI : The Throat Cutter

Rumeli Hisari merupakan benteng yang terletak di negara Turki. Benteng ini terletak di wilayah Turki yang berada di benua Eropa, berseberangan dengan benteng Anadolu Hisari yang dibangun kakek Sultan Mehmed II, Beyazid I. Letak kedua benteng berada di tepi selat Bosphorus yang menghubungkan antara laut Hitam dengan laut Marmara.

Rumeli Hisari adalah benteng yang memiliki tiga menara utama. Menara yang paling dekat dengan perairan adalah menara Zağhanos Pasha, sedangkan dua menara lainnya yang terletak di belakang adalah menara Halil Pasha dan Saruca Pasha. Ketiga nama menara tersebut merupakan nama-nama dari panglima perang Sultan Mehmed II yang dikenal sebagai Al Fatih karena berhasil menaklukkan Konstantinopel, sementara dunia Barat menjulukinya Le Grande Equila atau Elang Raksasa. Selain tiga menara utama, terdapat tiga belas menara pengawas yang ukurannya lebih kecil dari menara utama. Di menara utama pula terdapat meriam yang digunakan untuk menembaki lawan yang berada di perairan.

Rumeli Hisari dirancang oleh seorang arsitek bernama Müslihuddin. Pembangunan dimulai pada 15 April 1452 dan selesai pada 31 Agustus 1452. Dengan begitu pembangunan benteng hanya membutuhkan waktu kurang lebih 4 bulan 16 hari. Selain itu, benteng ini –atas permintaan sultan Mehmed II– dirancang dengan desain membentuk nama Muhammad jika dilihat dari atas.
Rumeli Hisari sendiri secara bahasa berarti “Benteng di Tanah Orang-Orang Romawi”. Sedangkan dalam bahasa Turki, pada awalnya benteng ini disebut Boğazkesen yang berarti “Pemotong Selat” atau bisa juga diartikan “Pemotong Kerongkongan”.

Ide pendirian benteng ini awalnya adalah salah satu langkah sultan untuk menaklukkan Konstantinopel. Seperti yang telah diketahui, bahwa Konstantinopel merupakan kota benteng yang kokoh dimana telah 1000 tahun lebih berusaha ditaklukkan oleh berbagai bangsa dan berbagai latar belakang alasan, termasuk para pejuang Islam, namun belum juga tertakluk. Salah satu penyebab dapat bertahannya adalah karena pasokan bantuan dari negara-negara di sekitarnya. Selat Bosphorus merupakan jalur utama yang digunakan untuk memasok bantuan tersebut. Sultan mengetahui hal itu, karena itu kemudian para prajurit Islam diminta untuk membantu membangun benteng yang nantinya dapat digunakan untuk memutus jalur bantuan untuk Konstantinopel. Kemudian di berlakukanlah aturan bahwa siapapun yang ingin melewati selat Bosphorus ke arah Konstantinopel harus membayar pajak. Jika menolak, maka kapal akan ditenggelamkan dengan cara ditembak dengan meriam melalui benteng tersebut. Rupanya hal ini berpengaruh besar terhadap Konstantinopel hingga Raja Constantine XI mengutus seorang utusan untuk berdamai dengan sultan. Namun oleh sultan ditolak permintaan tersebut.

Saat ini Rumeli Hisari menjadi sebuah benteng sekaligus museum yang menjadi saksi bisu pertempuran dua peradaban berabad-abad silam, yaitu antara peradaban penyembah Tuhan Yang Maha Esa, Allah, dengan peradaban penyembah tuhan dengan konsep trinitas.

0 komentar :

Posting Komentar

Cancel Reply