Api dengan Api

Dan kisah mengenai seorang pemuda dengan seorang kyai itu benar-benar saya alami. Bedanya, yang mengalami adalah saya dan adek saya.

Saat itu kita lagi otewe ke mesjid jalan kaki. Maghrib-maghrib. Trus pas di jalan denger iqamah, adek saya mengemukakan argumennya (XD) ke saya (sudah di terjemahkan ke bahasa Indonesia, dan transkrip percakapannya nggak terlalu pas sih, lupa-lupa ingat, jadi cuma disesuaikan sama intinya).

"Mas, setan kalo denger suara adzan kepanasan ya? Harusnya tambah kuat donk. Kan api sama api." kata dia. Oya btw dia masih kelas 2 SD.

Trus aku nampar pipinya hahaha. Tapi nggak keras kok. Setelah itu aku bilang ke dia.

"Sakit nggak?" tanyaku, "Nah tangan ini dari kulit, pipi kamu juga dari Kulit. Kulit ditampar sama kulit tetep kerasa sakit. Nah sama, setan dari api, dibakar pake api ya tetep kesakitan.".

Lalu kita sholat di mesjid.

0 komentar :

Posting Komentar

Cancel Reply