Limbo - Prologue (1)
Dunia ini adalah tempat yang sangat
rapuh
Namun yang lebih rapuh dari dunia
adalah manusia
Mereka dengan mudahnya menjadi
makhluk perusak dunia
Hingga suatu ketika, sebuah insiden
mengerikan dalam catatan sejarah umat manusia terjadi
Tiba-tiba saja sebuah cahaya berkilau
dari langit menyala hebat
Selanjutnya, yang terjadi kemudian
adalah sebuah gelombang kejut elektromagnetis yang sangat kuat meluluhlantakkan
separuh benua
Mereka menyebutnya Penghakiman Surga
Sejak saat itu, kejadian demi
kejadian yang aneh terjadi
Hingga kini, 100 tahun telah berlalu
sejak kejadian itu
Manusia mulai memahami apa yang
sebenarnya terjadi
Dan kini, mereka menemukan Limbo
Sebuah dunia yang sekilas mirip
dengan dunia yang kita tempati, namun sesungguhnya jauh berbeda
Tempat itu lebih mengerikan dan lebih
cocok disebut sebagai neraka
Manusia pun telah menemukan jalan
masuk ke dunia itu
Namun hanya sedikit yang bernyali
untuk masuk ke dunia Limbo
Karena sejatinya, dunia itu adalah tempat
untuk orang-orang yang mati
…
KRIIIING…!!
KRIIINGG…!!!
Alarm-ku
berbunyi pada pukul 05.00 pagi. Aku masih mengantuk ketika tanganku mencoba
meraih tombol on/off pada jam alarm-ku. Setelah meraba-raba sedikit lama,
kutemukan juga tombol untuk mematikannya. Segera kumatikan dan kulanjutkan
tidurku tentu saja.
Saat ini
adalah musim dingin. Musim dimana salju berguguran jatuh dari langit ke bumi.
Rata-rata suhu di siang harinya hanya berkisar 15˚C, itupun jika cuaca cerah dan tidak badai. Aku tak
bisa membayangkan bagaimana rasanya ketika harus berangkat sekolah dalam cuaca
badai, pasti lebih mengerikan daripada film-film horror yang kadang kutonton di
tengah malam. Aku kembali menarik selimut dan tenggelam ke dalamnya. Menikmati
hangatnya pelukan selimut tebal musim dingin bercorak kulit harimau pemberian
kakakku. Satu menit, dua menit, aku mulai terlelap kembali dibuai kehangatan.
Mimpi-mimpi indah kembali terajut saat tiba-tiba kakakku dengan tangannya yang
terasa dingin menyentuh pipiku. Seketika aku tercekat dan kehilangan bunga
tidurku, begitu juga rasa kantukku. Aku terbangun dengan terkaget-kaget karena
sentuhan dingin.
“Kakaaaaaaakkk…!!” Aku
melengus, merasa hakku diambil.
“Hahahaha… Bangun
Reikon, kamu pikir ini masih dini hari??” Kakakku menimpali sambil tertawa
bahagia melihatku terbangun dengan cara dramatis.
“Hiiiih… masih
ngantuuuukk……” Aku membalas dengan nada sedikit manja dan mulai merebahkan
kembali badanku ke kasurku yang hangat.
“Heeehh… Banguuun… Ini
kan hari spesialmu! Buruan bangun, mandi sana!” Kakakku menarik-narik tanganku
supaya aku tak bisa bercengkrama kembali dengan kasurku.
Akhirnya dengan berat
hati aku bangun sambil berjalan terseok-seok menuju kamar mandi. Saat itu pukul
05.31 pagi. Kakakku tersenyum melihatku bertingkah seperti koala kelaparan.
Segera kunyalakan
pemanas kamar mandiku agar aku tak kedinginan saat mandi. Setelah bak mandi
penuh air, segera kulepas pakaianku dan mulai berendam di dalam bak. Tanpa
sadar, karena suasana hangat yang membuatku nyaman ini, aku kembali mengantuk
dan tertidur di dalam bak mandi. Kakakku mulai curiga ketika hampir setengah
jam aku tidak keluar-keluar. Dia memanggil-manggilku dari luar kamar mandi,
namun tak ada jawaban. Akhirnya dia membuka kamar mandi dan menemukanku
terlelap dengan bersandar pada pinggir bak. Segera saja tanpa pikir panjang dia
masuk dan menampar-nampar mukaku agar aku bangun. Aku yang terkejut segera
terbangun dan secara refleks menghempaskan air ke arahnya. Pakaian kakakku
menjadi basah. Tapi dengan segera aku menyadari bahwa aku sedang mandi dalam
keadaan tanpa pakaian. Kontan saja aku langsung berteriak dan menyuruh kakakku
keluar karena aku malu. Kakakku cuma mendengus kesal karena bajunya menjadi
basah dan menyuruhku segera keluar kamar mandi. Lima menit kemudian aku telah
keluar kamar mandi dengan muka ditekuk. Kakakku yang melihatku begitu hanya
tertawa dan segera mengajakku sarapan di dapur.
“Karena hari ini hari
istimewa, kakak buatkan sarapan yang istimewa juga buatmu…” Kata kakakku sambil
menghidangkan menu favoritku, steak daging sapi dan salad buah.
Entah itu kombinasi
yang benar atau tidak, tapi aku menyukainya. Segera saja kulahap steak itu
karena mendadak aku menjadi kelaparan setelah melihatnya. Tanpa sadar, karena
saking lahapnya makan, ada saus yang berceceran di mulutku. Dan seketika,
kakakku refleks mengambil tisu dan mengelap saus yang ada di pipiku. Aku yang
sedari tadi menyendok dan memasukkan daging ke mulutku jadi terdiam dan
memperhatikan kakakku dengan tatapan bingung. Kakakku membalas dengan senyum.
“Kalau makan
pelan-pelan ih… Belepotan semua tuh…” Kata kakakku sambil menunjuk pipiku tadi.
“Mmhmm…” jawabku
sambil mengunyah dan mengangguk pelan.
…
Udara pagi itu,
sekitar pukul 06.30, tak begitu berbeda dari hari-hari sebelumnya. Udara yang
dingin dengan sinar mentari yang malu-malu menembus sekumpulan awan membentuk
garis cahaya indah di langit menjadi pemandanganku pagi itu saat berjalan
bersama kakakku ke sekolah. Ya, ini adalah hari spesialku karena hari ini
adalah hari pertamaku masuk ke sekolah yang baru.
Namaku Reikon. Aku
adalah adik dari kak Yuki, salah satu siswi populer di sekolah karena
kecantikan dan kecerdasannya. Hari ini, hari Selasa, adalah hari dimana aku
pindah ke sekolah kakakku. Sebelumnya aku tinggal terpisah dari kakakku. Ini
dimulai enam tahun lalu ketika orang tua kami membawa kami ke desa tempat
nenekku tinggal. Sebuah desa kecil dimana kami dititipkan kepada nenek selagi
orang tua kami melakukan penelitian mengenai Limbo. Namun sayangnya, setelah
berselang satu tahun, dua tahun, tiga tahun, mereka tak pernah kembali dari
dunia bernama Limbo itu. Mereka merupakan satu diantara puluhan orang lainnya
yang saat itu sedang meneliti tentang Limbo. Sejak kejadian itu, aku tak pernah
lagi melihat orang tuaku. Hingga akhirnya, kakakku memutuskan untuk pergi ke
kota lain, Aomori, untuk belajar sesuatu mengenai Limbo. Enam tahun kemudian,
tepatnya pada bulan Juni, sekitar satu setengah bulan kemarin, aku datang ke
kota Aomori untuk mencari kakakku. Rupanya perpisahan sekitar dua tahun dengan
kakakku terasa cukup lama bagiku, hingga akhirnya aku memohon izin kepada
nenekku untuk pergi menemuinya.
Saat ini, aku sedang
berjalan bersama kakakku yang ceria menuju sekolah baruku, Adamantine High
School. Entah mengapa nama sekolah itu terdengar cukup aneh bagiku. Sesekali
aku bermain dengan nafasku yang mengembun karena udara dingin, membuatnya
terlihat seperti aku sedang merokok. Pfyuuh…
Saat di jalan pun,
kakakku sama cerewetnya seperti saat di rumah. Dia bercerita banyak soal
sekolah, tentang tamannya, ruang kelasnya, halamannya, kantinnya,
orang-orangnya, guru-gurunya, seolah dia tour guide-ku.
Kami mulai memasuki
halaman depan sekolah. Aku benar-benar terpana melihat betapa luasnya halaman
sekolah kami. Selain itu, gedung sekolah sendiri terdiri dari tiga lantai
dengan desain bangunan memanjang. Kupikir, ada puluhan kelas disini. Pasti
merepotkan, begitu pikirku.
“Selamat pagi Yuki…”
Tiba-tiba seorang laki-laki menyapa kakakku dari belakang.
“Ah, iya, selamat
pagi…” Kakakku membalasnya dengan wajah ceria.
“Pagi Yuki…” Seseorang
kembali menyapa. Kali ini seorang gadis, “Siapa itu? Pacar barumu?”
“Ahahaha, bukan, dia
adikku…” Balasnya sambil terkekeh.
“Heeee….?? Adikmu? Kok
kamu nggak pernah cerita sih??” Tiba-tiba saja gadis itu keheranan. Seperti
yang kupikirkan, pasti merepotkan.
“Hehehe, maaf ya… Dia
adikku yang lama terpisah dariku…” Tiba-tiba kak Yuki meraih tanganku dan
menggenggamnya dengan erat. Aku hanya menunjukkan ekspresi muka datar.
“Siapa namamu?”
Tanyanya kemudian kepadaku.
“Ehm… Reikon.” jawabku
singkat sambil mengalihkan pandanganku ke samping kanan.
“Waaah… Adikmu ini
lucu ya, ahahaha……” Dia tertawa sambil mengusap-usap rambutku.
Sudah kuduga,
merepotkan. Aku kemudian mencoba keluar dari situasi canggung tersebut. Kutarik
lenganku dari kakakku dan segera berjalan menuju pintu masuk gedung.
“Kakak, aku duluan
ya!” Kataku sambil berjalan cepat menuju pintu masuk.
“Ah, iya, hati-hati
jangan sampai kesasar. Ingat, ruang kelasmu XI-B!” Teriak kakakku yang suaranya
semakin terdengar sayup-sayup.
Aku celingak-celinguk
seperti orang kesasar mencari dimana ruangan XI-B itu berada. Setelah cukup
lama mencari, akhirnya ketemu juga. Saat itu, bel masuk juga berdering. Tak
lama, ketika aku hendak masuk kelas, tanganku ditarik oleh seseorang yang
ternyata adalah wali kelasku sendiri.
“Kamu Reikon kan?”
tanyanya.
“Iya…” Jawabku
singkat.
“Baik, kamu tunggu
disini sebentar ya… Biar nanti sekalian Bapak perkenalkan. Kamu masuklah
setelah Bapak panggil.” Balas wali kelasku itu yang kemudian segera memasuki
ruang kelas.
Dari luar, kudengar
suara gaduh di kelas seperti kebanyakan kelas pada umumnya. Hingga kemudian
terdengar suara sang Bapak tadi menenangkan seisi kelas.
“Baik anak-anak, mohon
tenang. Hari ini kita kedatangan satu murid pindahan. Mari kita sambut dengan
keramahan kita… Silakan masuk…” Kata wali kelas baruku.
Aku segera memasuki
ruang kelas. Kulangkahkan kakiku perlahan melewati pintu depan. Jujur saja, aku
sedikit gugup dengan perkenalan pertama seperti ini. Apalagi ini pertama
kalinya aku pindah sekolah.
“Emm… Se, selamat pagi
semua… Namaku Reikon. Aku tingga……” Belum selesai aku bicara saat kudengar
sebuah suara memecahkan konsentrasi kelas.
ZRAAKK!! Suara kursi
yang didorong ke belakang tiba-tiba menarik perhatian seisi ruangan. Sesosok gadis
berdiri di sudut belakang ruang kelas yang sebelumnya hening.
“HAAAAHH?? Ka-kamu…
Kamu yang tinggal bersama kak Yuki kan??” Tiba-tiba gadis itu menodongkan
pertanyaan itu kepadaku.
“HAAAAHH?? Kamu yang
tetangga depan rumah kakak??” Aku malah balik bertanya dengan nada yang tak
kalah terkejutnya.
“Apa? Kak Yuki? Hah?
Kak Yuki? Dia tinggal bersama kak Yuki? Mungkinkah…?” Tiba-tiba suasana kelas
menjadi gaduh karena kata-kata kami barusan.
“Semua mohon tenang…!”
Suara wali kelas menenangkan.
“Hei, apa yang
sebenarnya terjadi? Apa hubunganmu dengan kak Yuki?” Seseorang kemudian
bersuara.
“Ehm… Dia… Kakakku.”
Kataku sambil mengalihkan pandanganku lagi.
“HAAAAAHHHH??? KAK
YUKI PUNYA ADIK??” Kembali sekelas gaduh, seolah tak percaya mendengar
pengakuanku.
“Memang benar, dia
adalah adik kak Yuki. Beberapa waktu lalu aku bertanya kepadanya dan dia
mengatakan bahwa laki-laki yang tinggal dengannya itu adalah adiknya yang telah
dua tahun berpisah dengannya.” Tiba-tiba gadis tadi bersuara kembali.
BERSAMBUNG...
NB : Ini adalah cuplikan awal sebuah novel yang kutulis secara iseng. Kenapa iseng? Karena nggak ada niatan diterbitin ke penerbit. Tapi yaa waktu bisa merubah segalanya sih...
0 komentar :
Formulir Kontak
Labels
berbagi
(189)
curhat
(93)
inspirasi
(91)
nasehat
(89)
Agama
(70)
Cerita
(70)
Opini
(58)
Renungan
(43)
Tulisan Serius
(32)
Introspeksi
(31)
iseng
(27)
Kampus
(26)
Motivasi
(25)
Pengetahuan unik
(18)
Pengetahuan umum
(16)
Sejarah
(14)
cerpen
(13)
Pengetahuan Teknologi
(12)
puisi
(12)
Tidak jelas
(11)
Lirik
(8)
Konspirasi
(7)
Peradaban
(7)
Teknik
(6)
humor
(6)
Tips
(5)
Batas Negeri
(4)
FSLDK
(4)
Lomba
(4)
Temajuk
(4)
Arsitektur
(3)
Poster
(3)
resep makanan
(3)
Berita
(2)
Sipil
(2)
palestina
(2)
ASUSROGID
(1)
Game
(1)
IPA
(1)
KAMMI
(1)
ROG
(1)
WEAREROG
(1)
freeletics
(1)
Popular Posts
-
Ini tugas btw... Tugas kuliahku, wkwk... Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, term...
-
Di dalam agama Kristen, tanggal 25 Desember merupakan hari raya mereka yang disebut hari Natal atau kelahiran Yesus. Namun, be...
-
Pernah terpikir, atau mungkin sekedar terbersit, mengapa hati mesti melabuhkan pilihan pada brand bernama Asus ini? Dulu sewaktu SMA,...
-
Entah kenapa judulnya begitu, hahaha... Tapi keliatan keren aja pake judul gitu. Ini adalah kisah pendakian sebenarnya. Beberapa hari lalu...
-
Hati-hati dengan ilmu sihir sigil, karena ia merupakan simbol-simbol untuk menyampaikan pesannya, hal ini seperti yang dilakukan free...
-
Beberapa waktu lalu, ketika kami sedang berkumpul dan berdiskusi (kalau itu disebut diskusi), guru kami membacakan kembali sebuah hadits yan...
-
Dalam menghadapi masalah, tak jarang, dan sering mungkin, kita membalutnya dengan keluh-kesah tak berkesudahan. Kita sering mendramatisir...
-
Original After modding Kita semua bisa merubah tampilan menu standard itu dengan tangan kita sendiri, artinya.. gak perl...
-
#Bagian 11 Aku, bahkan sempat terbayang tentang kematian dalam game seperti anime SAO. Tapi itu anime, kartun, cerita buatan. Sangat berbe...
-
Ada hal lucu saat saya sekali me reply cuitan salah satu kanal media alternatif di Twitter, Tirto . Saat itu Tirto membuat cuitan dari art...
Posting Komentar